LONDON, KOMPAS.TV — Perdana Menteri Inggris Liz Truss mempertahankan kekuasaannya hari Kamis (20/10/2022) setelah seorang menteri senior mundur dari pemerintahannya dengan rentetan kritik pedas. Sementara pemungutan suara di House of Commons atau parlemen berubah menjadi kekacauan dengan tudingan perundungan dan pemaksaan dalam voting, seperti laporan Associated Press, Kamis (20/10/2022)
Rencana ekonomi yang gagal yang diungkapkan oleh pemerintah bulan lalu memicu gejolak keuangan dan krisis politik, menjadi penyebab dicopotnya menteri keuangan Kwasi Kwarteng, memicu perubahan kebijakan dan gangguan disiplin dalam Partai Konservatif yang memerintah.
Banyak anggota kubu Konservatif yang berkuasa mengatakan Truss harus mundur, tetapi Trus tetap menentang, dengan mengatakan dia adalah "seorang pejuang dan bukan orang yang mudah menyerah."
Anggota parlemen kubu konservatif Simon Hoare mengatakan pemerintahan sedang kacau.
"Tidak ada yang punya rencana rute. Ini semua semacam pertarungan tangan kosong setiap hari," katanya kepada BBC, Kamis (20/10/2022).
Dia mengatakan Truss memiliki "sekitar 12 jam" untuk membalikkan keadaan.
Baca Juga: Makin Parah, Jutaan Warga Inggris Kurangi Frekuensi Makan Tiap Hari akibat Krisis Ekonomi dan Energi
Dengan jajak pendapat memberikan Partai Buruh keunggulan yang terus tumbuh, banyak kaum Konservatif sekarang percaya satu-satunya harapan mereka untuk tidak amblas dalam pemilu berikutnya adalah dengan mengganti PM Liz Truss.
Tetapi kubu Konservatif terbelah tentang bagaimana cara mendongkel PM Truss dan belum ada calon yang diunggulkan untuk menggantikannya.
Pemilihan nasional tidak harus diadakan sampai 2024, dan di bawah aturan Partai Konservatif, Truss secara teknis aman dari tantangan kepemimpinan selama setahun.
Aturan dapat diubah jika cukup banyak anggota parlemen menginginkannya.
Ada spekulasi panas tentang berapa banyak anggota parlemen yang telah mengajukan surat, yang menyerukan mosi tidak percaya.
Dalam pukulan telak di ulu hati, Menteri Dalam Negeri Suella Braverman mengundurkan diri hari Rabu (19/10/2022) setelah diputuskan melanggar aturan karena mengirimkan dokumen resmi dari akun email pribadinya.
Baca Juga: Krisis Kian Parah, Inggris Putuskan Memangkas Tajam Bantuan Luar Negeri, Bencana Ekonomi Menanti
Dia menggunakan surat pengunduran dirinya untuk mengecam Truss, mengatakan dia memiliki "kekhawatiran tentang arah pemerintah ini."
"Bisnis pemerintah bergantung pada orang yang menerima tanggung jawab atas kesalahan mereka," katanya dalam hantaman terselubung terhadap Truss.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.