WASHINGTON, KOMPAS.TV — Para pemimpin Ukraina mendesak Amerika Serikat dan sekutu Barat untuk memberikan sistem pertahanan udara dan senjata jarak jauh untuk menjaga momentum dalam serangan balik mereka terhadap Rusia dan melawan serangan intensif Moskow.
Seperti laporan Associated Press, Kamis (13/10/2022), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin hari Rabu sehari sebelumnya mengatakan sekutu berkomitmen untuk mengirim senjata "secepat yang kita bisa secara fisik mendapatkannya di sana."
Austin mengatakan pertemuan para pemimpin pertahanan di Brussels bekerja untuk mengirim beragam sistem ke Ukraina, mulai dari tank dan kendaraan lapis baja hingga pertahanan udara dan artileri.
Tetapi masih ada sejumlah senjata canggih yang diinginkan Ukraina namun Amerika Serikat tidak akan menyediakannya, karena kepekaan politik, teknologi rahasia, atau persediaan yang terbatas.
Inilah sistem senjata yang akan atau tidak akan didapatkan Ukraina:
Baca Juga: Rudal Rusia dan Drone buatan Iran Terus Hujani Ukraina, 40 Kota Termasuk Kiev Dihajar Sejak Senin
Sistem Senjata AS yang Akan Didapatkan Ukraina
Dalam pertemuan dengan sekitar 50 pemimpin pertahanan minggu ini, Menhan Lloyd Austin dan Kastaf Gabungan AS Jenderal Mark Milley membahas rencana untuk mengirim lebih banyak senjata pertahanan udara ke Ukraina dan juga meningkatkan pelatihan untuk pasukan Ukraina.
“Kita tahu bahwa Ukraina masih membutuhkan lebih banyak tembakan jarak jauh, dan sistem pertahanan udara dan sistem artileri bersama dengan kemampuan penting lainnya,” kata Austin, Rabu. Dia mengatakan sekutu berbicara tentang sejumlah sistem pertahanan udara.
AS telah menyediakan 20 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi canggih, atau HIMARS, dan telah menjanjikan 18 unit tambahan.
Pentagon mengatakan akan mengirimkan dua sistem rudal permukaan-ke-udara NASAMS canggih pertama ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang, memberi Kiev senjata yang diminta sejak awal tahun ini.
Sistem tersebut akan memberikan Ukraina kemampuan pertahanan jarak menengah hingga jarak jauh terhadap serangan rudal Rusia.
Jerman juga sudah mengirimkan sistem rudal permukaan-ke-udara IRIS-T pertamanya, yang memiliki jangkauan sekitar 40 kilometer, dengan janji total empat unit.
Secara keseluruhan, AS telah mengirim senjata dan bantuan lainnya ke Ukraina senilai US$16,8 miliar sejak perang dimulai pada 24 Februari, atau setara 258,5 triliun rupiah.
Bantuan itu termasuk ratusan kendaraan lapis baja, 142 unit howotzer 155mm dan 880.000 butir amunisinya, ditambah ribuan senjata anti-tank Javelin dan anti-pesawat Stinger dan 60 juta butir peluru.
Baca Juga: Ngeri 'Hujan' Rudal Rusia, Ukraina Buru-buru Desak Sekutu Mereka dan Zelenskyy Sampai Minta Hal Ini
Sistem Senjata AS yang Tidak Akan Didapatkan Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berulang kali menegaskan negaranya membutuhkan senjata yang lebih canggih untuk melanjutkan pertarungan.
Rusia meluncurkan rentetan serangan menggunakan drone, artileri berat dan rudal minggu ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan itu sebagai tanggapan atas ledakan akhir pekan lalu di jembatan penting yang menghubungkan Rusia ke Krimea.
Rusia juga berjuang untuk mengalahkan serangan balasan sengit oleh pasukan Ukraina, yang baru saja merebut kembali lima kota dan desa di wilayah Kherson selatan, yang dianggap Barat dianeksasi secara ilegal oleh Rusia bersama dengan wilayah tetangga Zaporizhzhia, dan Donetsk dan Luhansk di timur.
Permintaan Zelenskyy untuk beberapa jenis senjata, bagaimanapun, sejauh ini tidak dituruti.
Permintaan utama adalah untuk Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat. Dikenal sebagai ATACMS, sistem senjata itu adalah salah satu yang Zelenskyy minta berulang kali.
Bila diberikan, itu akan memberi Ukraina kemampuan untuk menyerang target Rusia dari jarak sekitar 300 kilometer.
Sistem ini menggunakan peluncur yang sama dengan roket HIMARS yang berhasil digunakan Kyiv dalam serangan balasannya, tetapi memiliki jangkauan tiga kali lipat dari roket HIMARS.
Baca Juga: Akhirnya Prancis Bergerak Tolong Ukraina, Kirim Radar dan Sistem Pertahanan Udara untuk Hadapi Rusia
Kekhawatiran utama AS adalah, kemampuan serang jarak jauh dapat digunakan Ukraina terhadap target di dalam Rusia dan selanjutnya memprovokasi Putin, kata Brad Bowman, direktur senior Pusat Kekuatan Militer dan Politik di Foundation for the Defense of Democracies, Washington, sebuah lembaga penelitian nonpartisan.
Demikian pula, AS tidak mungkin mengirim Ukraina sistem rudal Patriot permukaan-ke-udara yang sangat canggih, yang memiliki kemampuan untuk menembak jatuh rudal balistik yang masuk.
J.D. Williams, seorang peneliti pertahanan senior di Rand Corp., mengatakan rudal Patriot terhubung ke beberapa jaringan komando dan kontrol paling sensitif di Amerika Serikat dan membutuhkan pasukan AS di darat untuk mengoperasikannya.
Pemerintahan Biden sudah lama mengesampingkan penggunaan pasukan tempur AS di Ukraina, sementara AS hanya memiliki jumlah terbatas dari sistem tersebut.
Zelenskyy juga menekan AS sejak Maret untuk menyediakan jet tempur seperti F-16, tetapi AS berulang kali menolak gagasan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dengan Rusia.
AS juga sejauh ini menolak untuk mengirim drone jarak jauh yang lebih canggih ke Ukraina, seperti Gray Eagle, yang juga akan memberi Ukraina kemampuan serangan jarak jauh.
Ada juga kekhawatiran tentang Rusia yang bisa saja mendapatkan akses ke teknologi canggih seperti itu jika ada yang ditembak jatuh.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.