Sistem Senjata AS yang Tidak Akan Didapatkan Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berulang kali menegaskan negaranya membutuhkan senjata yang lebih canggih untuk melanjutkan pertarungan.
Rusia meluncurkan rentetan serangan menggunakan drone, artileri berat dan rudal minggu ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan itu sebagai tanggapan atas ledakan akhir pekan lalu di jembatan penting yang menghubungkan Rusia ke Krimea.
Rusia juga berjuang untuk mengalahkan serangan balasan sengit oleh pasukan Ukraina, yang baru saja merebut kembali lima kota dan desa di wilayah Kherson selatan, yang dianggap Barat dianeksasi secara ilegal oleh Rusia bersama dengan wilayah tetangga Zaporizhzhia, dan Donetsk dan Luhansk di timur.
Permintaan Zelenskyy untuk beberapa jenis senjata, bagaimanapun, sejauh ini tidak dituruti.
Permintaan utama adalah untuk Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat. Dikenal sebagai ATACMS, sistem senjata itu adalah salah satu yang Zelenskyy minta berulang kali.
Bila diberikan, itu akan memberi Ukraina kemampuan untuk menyerang target Rusia dari jarak sekitar 300 kilometer.
Sistem ini menggunakan peluncur yang sama dengan roket HIMARS yang berhasil digunakan Kyiv dalam serangan balasannya, tetapi memiliki jangkauan tiga kali lipat dari roket HIMARS.
Baca Juga: Akhirnya Prancis Bergerak Tolong Ukraina, Kirim Radar dan Sistem Pertahanan Udara untuk Hadapi Rusia
Kekhawatiran utama AS adalah, kemampuan serang jarak jauh dapat digunakan Ukraina terhadap target di dalam Rusia dan selanjutnya memprovokasi Putin, kata Brad Bowman, direktur senior Pusat Kekuatan Militer dan Politik di Foundation for the Defense of Democracies, Washington, sebuah lembaga penelitian nonpartisan.
Demikian pula, AS tidak mungkin mengirim Ukraina sistem rudal Patriot permukaan-ke-udara yang sangat canggih, yang memiliki kemampuan untuk menembak jatuh rudal balistik yang masuk.
J.D. Williams, seorang peneliti pertahanan senior di Rand Corp., mengatakan rudal Patriot terhubung ke beberapa jaringan komando dan kontrol paling sensitif di Amerika Serikat dan membutuhkan pasukan AS di darat untuk mengoperasikannya.
Pemerintahan Biden sudah lama mengesampingkan penggunaan pasukan tempur AS di Ukraina, sementara AS hanya memiliki jumlah terbatas dari sistem tersebut.
Zelenskyy juga menekan AS sejak Maret untuk menyediakan jet tempur seperti F-16, tetapi AS berulang kali menolak gagasan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dengan Rusia.
AS juga sejauh ini menolak untuk mengirim drone jarak jauh yang lebih canggih ke Ukraina, seperti Gray Eagle, yang juga akan memberi Ukraina kemampuan serangan jarak jauh.
Ada juga kekhawatiran tentang Rusia yang bisa saja mendapatkan akses ke teknologi canggih seperti itu jika ada yang ditembak jatuh.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.