BANJUL, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan global untuk empat obat buatan India yang diyakini membuat 66 anak di Gambia tewas.
Sebelumnya dilaporkan ada 66 anak tewas setelah meminum obat batuk sirup, yang disebabkan luka di lambungnya.
WHO langsung merespons kematian itu dengan memberikan peringatan global.
Mereka juga menegaskan bekerja sama dengan pemerintah Gambia untuk menyelidiki penyebab dari kasus kematian yang sudah dimulai sejak Agustus lalu.
Baca Juga: Kerusuhan Iran Berlanjut, Anak Sekolah Dilaporkan Diciduk Aparat, 19 Bocah Tewas
“WHO telah mengeluarkan peringatan produk medis untuk empat obat terkontaminasi yang diidentifikasi di Gambia, yang berpotensi dikaitkan dengan cedera ginjal akut dan 66 kematian di antara anak-anak,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (5/10/2022), dikutip dari Africa News.
“Hilangnya nyawa-nyawa muda ini tentu sangat menyedihkan bagi keluarga mereka,” ujarnya.
WHO mengungkapkan keempat obat-obatan itu adalah obat batuk dan sirup untuk demam yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited di India.
Sementara produk yang berbahaya itu sejauh ini hanya terdeteksi Gambia, namun WHO memperkirakan mungkin juga telah didistribusikan ke negara lain.
Badan Kesehatan PBB itu mengatakan sedang melakukan penyeidikan dengan perusahaan dan otoritas regulasi di India.
“WHO merekomendasikan semua negara untuk mendeteksi dan menghapus produk ini dari peredaran untuk mencegah bahaya lebih lanjut pada pasien,” tutur Tedros.
Presiden Gambia, Adama Barrow pun telah memerintahkan kepolisian untuk menginvestigasi kasus kematian 66 anak tersebut.
Baca Juga: Media Inggris Ungkap Fakta Baru Tragedi Kanjuruhan, Hanya Ada 4 Petugas Medis di Lapangan
Ia menegaskan bahwa pihak berwenang tak akan melewatkan apa pun dalam penyelidikan.
Pemerintah India juga ikut melakukan penyelidikan atas situasi ini.
Pihak Maiden sendiri saat diwawancara kantor berita ANI, mengaku kaget dan sedih atas insiden ini.
Pihak perusahaan mengungkapkan akan mengikuti protokol kesehatan India dan bekerja sama dengan investigasi ini.
Sumber : Africa News/ANI
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.