MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan militer telah merekrut lebih dari 200.000 tentara cadangan sebagai bagian dari mobilisasi parsial yang diluncurkan dua pekan lalu untuk terjun di perang Rusia Ukraina.
Seperti laporan Associated Press, Selasa (4/10/2022), Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan tentara yang direkrut sedang menjalani pelatihan di 80 lapangan tembak dan di enam pusat pelatihan.
"Saya meminta komandan distrik militer dan armada utara untuk melakukan pelatihan tambahan berupa situasi pertempuran di bawah arahan perwira dengan pengalaman tempur."
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi pada 21 September dalam upaya untuk memperkuat pasukan yang bertempur di Ukraina.
Shoigu sebelumnya mengatakan 300.000 tentara cadangan akan dipanggil untuk bertugas, tetapi Putin memerintahkan untuk melakukan perekrutan yang lebih besar. Beberapa media Rusia berspekulasi, militer sebenarnya bertujuan untuk memanggil satu juta tentara cadangan atau lebih.
"Sesuai perintah presiden Federasi Rusia, mobilisasi parsial sedang dilakukan mulai 21 September. Untuk hari ini, lebih dari 200.000 orang tiba di Angkatan Bersenjata. Saya menginstruksikan untuk memberi semua orang set pakaian dan peralatan lain yang diperlukan, untuk menetapkan titik penggelaran." Shoigu menambahkan.
Baca Juga: Rusia Pulangkan Ribuan Warga yang Dimobilisasi karena Tidak Layak Bertempur
Dalam perkembangan terbaru dari mobilisasi militer 300.000 tentara tempur yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin, ribuan warga Rusia yang dimobilisasi untuk dinas militer di Ukraina dipulangkan karena dianggap tidak memenuhi syarat ikut bertempur, dan komisaris militer di wilayah Khabarovsk Rusia dicopot, seperti dilansir Straits Times, Senin (3/10/2022).
Di medan perang, Putin mengalami kemunduran yang menyengat pada hari Minggu. Pasukan Rusia menarik diri dari kota Lyman yang langsung diambil alih penuh oleh Ukraina.
Lyman adalah kota pusat logistik timur Rusia, menjadi keuntungan paling signifikan mereka dalam beberapa minggu.
Mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia II ini terjadi, setelah pasukannya menderita kekalahan besar di medan perang di Ukraina. Dilaporkan media Barat, mobilisasi ini menyebabkan ketidakpuasan yang meluas dan memaksa ribuan warga Rusia melarikan diri ke luar negeri.
Sementara, Mikhail Degtyarev, gubernur wilayah Khabarovsk di Timur Jauh Rusia, mengeklaim ribuan pria dilaporkan mendaftar wajib militer dalam 10 hari terakhir, namun banyak yang tidak memenuhi syarat.
Sumber : Associated Press/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.