WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan vaksin cacar monyet secara signifikan mampu menghindari orang untuk terinfeksi penyakit tersebut.
Bagi orang-orang beresiko tinggi dan telah mendapatkan vaksin pertama, CDC mendesak untuk mendapatkan dosis kedua.
“Data baru ini memberi kami tingkat optimisme yang hati-hati, bahwa vaksin bekerja sebagaimana mestinya,” ujar Direktur CDC Rochelle Walensky, seperti dikutip dari The Associated Press, Rabu (28/9/2022)..
“Sekitar 800.000 dosis pertama dan kedua vaksin telah diberikan di seluruh negeri kepada orang-orang yang dianggap berisiko tinggi terinfeksi virus,” kata Koordinator Tanggapan Cacar Monyet Nasional Gedung Putih Bob Fenton.
Tidak ada data konklusif ilmiah yang membuktikan efektivitas vaksin Jynneos terhadap cacar monyet. Tetapi angka CDC menunjukkan bahwa pria yang tidak divaksinasi, 14 kali lebih mungkin terinfeksi cacar monyet dibandingkan mereka yang memiliki satu dosis vaksin Jynneos. Data tersebut berasal dari 32 negara bagian untuk kasus antara 31 Juli hingga 3 September.
Baca Juga: Update Kemenkes Soal Cacar Monyet, Sejauh Ini Hanya 1 Orang yang Positif
Namun, kata Walensky, penelitian laboratorium menunjukkan tingkat kekebalan tertinggi dari virus tercapai setelah orang mendapatkan dosis kedua vaksin. Karena itu, sangat pending untuk mendapatkan dua dosis vaksin.
Kasus cacar monyet tertinggi di dunia terjadi di Amerika Serikat (AS). Sejauh ini ada lebih dari 25.000 infeksi virus cacar monyet, yang dapat menyebabkan gejala ruam, demam, nyeri tubuh dan kedinginan.
Kini pejabat kesehatan masyarakat di AS berusaha mengejar dan mengingatkan warga untuk mendapatkan dosis kedua. Menurut CDC, sekitar 150.000 dosis kedua telah diberikan pada 17 September.
“Kami benar-benar meminta penyedia untuk melakukan penjangkauan agar orang mendapatkan dosis kedua mereka,” kata Walensky.
Pejabat kesehatan masyarakat juga mengumumkan perubahan pada hari Rabu tentang siapa yang memenuhi syarat untuk vaksin dan bagaimana mereka bisa mendapatkannya.
Baca Juga: Menkes: Indonesia Pesan 2.000 Dosis Vaksin Cacar Monyet dari Denmark
Panduan CDC yang baru diharapkan dapat menjangkau lebih banyak orang yang berisiko tinggi terkena cacar monyet. Dalam panduan tersebut disebutkan bahwa gay, pria biseksual dan transgender yang telah memiliki lebih dari satu pasangan seksual dalam enam bulan terakhir memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin. Hal ini juga memungkinkan vaksin untuk diberikan di bahu atau punggung atas sehingga bekas suntikan dapat ditutupi dengan pakaian.
Jumlah kasus cacar monyet telah menurun dalam beberapa pekan terakhir, tetapi ada tanda-tanda kesenjangan ras yang memburuk, dengan orang kulit hitam mencapai sekitar 47 persen dari kasus baru yang dilaporkan pada minggu 11 September.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.