MOSKOW, KOMPAS.TV - Wakil Kepala Dewan Keamanan Nasional Rusia Dmitry Medvedev menegaskan bahwa Federasi Rusia berhak menggunakan senjata nuklir jika dibutuhkan. Hal tersebut disampaikan Medvedev menanggapi berbagai kecaman dan komentar prihatin menyusul ancaman nuklir terselubung Presiden Vladimir Putin.
Pada Rabu (21/9/2022) pekan lalu, ketika mengumumkan kebijakan mobilisasi parsial, Putin mengirimkan ancaman terselubung bahwa pihaknya berpeluang menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
“Rusia berhak menggunakan senjata nuklir, jika dibutuhkan, dalam kasus tertentu dan dalam kepatuhan tetap kepada Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Negara tentang Deterens Nuklir (Rusia),” kata Medvedev melalui kanal Telegram-nya sebagaimana dikutip TASS, Selasa (27/9/2022).
Baca Juga: Pernah Dibom Nuklir, Jepang Tuntut Rusia Tak Main Ancam Pakai Nuklir di Ukraina
Sebelumnya, pernyataan Putin menuai peringatan dan kecaman dari sejumlah pihak, termasuk Inggris Raya dan Amerika Serikat (AS).
Perdana Menteri Inggris Raya Liz Truss menyebut ancaman terselubung Putin mengenai nuklir sekadar “gertakan.”
Komentar Truss pun dibalas Medvedev yang menyatakan bahwa PM baru Inggris Raya itu telah mengaku siap “bertukar serangan nuklir dengan negara kami.”
Medvedev menyatakan bahwa Truss, Presiden AS Joe Biden, dan politikus-politikus Barat lain “sedang menenggak kebencian Atlantik, menuntut Rusia menjauhkan tangan dari ‘tombol nuklir’ dan mengancam kami dengan konsekuensi menghancurkan jika Rusia menggunakan senjata nuklir.”
Sekutu Vladimir Putin itu menegaskan, dengan menyitir doktrin nuklir Rusia, Moskow berhak menggunakan senjata nuklir untuk merespons agresi ke Rusia dan sekutunya dengan senjata semacam. Senjata nuklir juga disebutnya berhak digunakan jika serangan musuh dengan senjata konvensional mengancam eksistensi Rusia.
Baca Juga: Rusia Akui Banyak Masalah Dalam Mobilisasi Tentara untuk Perang Ukraina
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.