NEW YORK, KOMPAS.TV - Diplomat Suriah Faisal Mekdad meminta Amerika Serikat (AS) meninggalkan negaranya karena telah menimbulkan berbagai kerugian. Hal itu ia sampaikan dalam Sidang Umum PBB pada Senin (26/9/2022).
Seperti diwartakan Middle East Eye, Mekdad menganggap koalisi militer pimpinan AS di negaranya melanggar hukum internasional. Selain itu, koalisi militer tersebut dinilai menimbulkan banyak kerugian.
"Memerangi terorisme tak bisa melalui koalisi internasional yang tidak sah, itu melanggar kedaulatan Suriah dan menghancurkan kota-kota serta desa-desa," kata Mekdad.
Suriah dilanda perang saudara pada 2011 usai meletusnya protes terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Ratusan ribu orang terbunuh, sebagian besar negara itu hancur lebur oleh perang.
Didukung kekuatan udara Rusia dan pasukan darat Iran, pemerintahan Assad kini sudah bisa merebut kembali sekitar dua pertiga dari negara itu.
Kendati demikian, milisi Kurdi, terutama YPG dan SDF, masih menguasai bagian timur laut Suriah, berkat sokongan AS yang mencakup kontingen 800 tentara.
Sederet kelompok pemberontak, beberapa di bawah dukungan Turki, memegang sepetak kecil wilayah di sekitar provinsi Idlib, bagian barat laut.
Baca Juga: Isi Pidato Menlu Retno Marsudi di Majelis Umum PBB, Sebut Dunia Mengambil Jalur yang Salah
Dalam kesempatan yang sama, Mekdad menuntut agar Damaskus menerima kompensasi atas kerugian, terutama pada sektor industri minyak dan gas.
Ia mengeklaim, kerugian sektor energi Suriah akibat perang mencapai USD107 miliar. Sebagian besar kekayaan minyak dan gas mereka berada di wilayah pasukan Kurdi yang disebut mendapat dukungan dari AS.
Baca Juga: Ketika Perang di Suriah Mereda, Para Remaja Belajar Melupakannya dengan Berdansa
Sumber : MEE
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.