Korea Utara Segera Uji Coba Rudal Balistik Berkemampuan Nuklir dari Kapal Selam

SEOUL, KOMPAS.TV - Militer Korea Selatan mendeteksi tanda-tanda bahwa Korea Utara mungkin sedang bersiap untuk menguji coba rudal balistik kapal selam (SLBM atau Submarine Launched Ballistic Missile).

Informasi ini diperoleh kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Sabtu (24/9/2022), dari sumber militer Korea Selatan yang tidak ingin disebutkan namanya.

Sumber itu juga menyebutkan, militer Korea Selatan mendeteksi persiapan uji coba itu minggu ini di Sinpo, Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara.

Laporan tersebut sejalan dengan laporan think tank yang berbasis di Amerika Serikat minggu ini, yang mengutip citra satelit komersial.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengetahui tanda-tanda dan gerakan yang menunjukkan provokasi Korea Utara, termasuk uji coba peluncuran SLBM, kata kantor kepresidenan dalam sebuah pernyataannya.

Yoon rencananya akan membahas Korea Utara dan keamanan ekonomi dengan Wapres AS Kamala Harris, yang juga akan pergi ke Tokyo untuk menghadiri pemakaman kenegaraan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Korea Utara mungkin menguji senjata nuklir selama perjalanan Harris ke Jepang dan Korea Selatan, kata seorang pejabat pemerintah AS kepada Yonhap.

Baca Juga: Terungkap! Sosok Putri Kim Jong-Un Muncul dalam Video Propaganda Korea Utara

Pejabat AS dan Korea Selatan telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa rezim sedang mempersiapkan uji coba nuklir pertamanya sejak September 2017.

Kemampuan senjata nuklir Korea Utara, menurut Council on Foreign Relations, ukuran dan kekuatan pasti dari persenjataan nuklir Korea Utara tidak jelas.

Namun, analis mengatakan Pyongyang telah menguji senjata nuklir enam kali dan mengembangkan rudal balistik yang mampu mencapai Amerika Serikat dan sekutunya Jepang dan Korea Selatan.

Rezim Korea Utara memiliki pengetahuan untuk memproduksi bom nuklir dengan uranium atau plutonium tingkat senjata, elemen utama yang diperlukan untuk membuat bahan fisil.

Pejabat intelijen AS memperkirakan pada tahun 2017 bahwa Korea Utara memiliki cukup bahan fisil, atau komponen inti senjata nuklir, hingga enam puluh senjata, dan bahwa setiap tahun Korea Utara menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk dua belas senjata tambahan.

Pada tingkat itu, tahun 2022 Korea Utara dapat memiliki bahan fisil yang cukup untuk lebih dari seratus senjata nuklir.

Laporan RAND Corporation tahun 2021 memproyeksikan Korea Utara dapat memiliki sekitar dua ratus senjata nuklir yang ditimbun hingga tahun 2027.