LUHANSK, KOMPAS.TV - Pemberontak pro-Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki, dilaporkan menekan warga Ukraina untuk memilih aneksasi dalam referendum.
Mereka bahkan dilaporkan sampai menggedor rumah-rumah untuk menekan warga.
Wilayah Ukraina yang berada di bawah pendudukan Rusia, Zaporizhzhia dan Kherson, bersama wilayah Donetsk dan Luhansk, menggelar referendum pada 24 hingga 27 September.
Referendum itu akan memutuskan apakah wilayah-wilayah tersebut akan dianeksasi oleh Rusia.
Baca Juga: Cara Warga Rusia Hindari Dikirim ke Ukraina: Patahkan Kaki, Naik Sepeda hingga Masuk Penjara
“Saat seseorang mencentang 'Tidak' dalam pemungutan suara, maka itu akan dicatat dalam sebuah buku catatan,” tulis Gubernur Luhansk Serhiy Haidai di saluran Telegram seperti dilansir The Moscow Times, Kamis (23/9/2022).
Haidai mengungkapkannya setelah ia mengunjungi tempat pemungutan suara yang digelar pemberontak pro-Rusia.
Haidai menambahkan bahwa proksi Rusia didampingi oleh orang-orang bersenjata dalam kunjungan dari rumah ke rumah.
Ukraina dan aliansi Barat telah mengecam referendum tersebut sebagai sesuatu yang palsu.
Mereka juga menuduh bahwa Rusia telah melanggar hukum dan melakukan perampasan tanah.
Baca Juga: Ternyata, Abramovich Berperan dalam Pembebasan Prajurit Inggris yang Ditahan Rusia di Ukraia
Menurut kantor berita Rusia, RIA Novosti, mayoritas pemungutan suara akan dilakukan di rumah-rumah.
Unjuk rasa mendukung referendum dilaporkan diadakan di beberapa kota di Rusia, dengan pegawai negara, mahasiswa dan aktivis politik dilaporkan ikut dalam acara tersebut.
Pengumuman dilakukannya rederendum sendiri diumumkan sehari sebelum Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial dari cadangan militer Rusia ke Ukraina.
Langkah itu diambil untuk memperkuat Rusia yang tengah lesu dalam invasinya ke Ukraina.
Sumber : The Moscow Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.