NEW YORK, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov memutuskan walk out pada Pertemuan Dewan Keamanan PBB.
Pada pertemuan di New York, Kamis (22/9/2022), Rusia jadi sasaran kecaman karena serangan ke Ukraina yang masih belum berakhir.
Pertemuan itu terjadi di tengah aksi eskalasi selama sepekan oleh Moskow, termasuk perintah mobilisasi ratusan ribu tentara dan rencana referendum yang dilakukan Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki.
Meski Walk Out, Lavrov sempat memberikan pernyataan.
Dikutip dari CNN, Lavrov menepis kecaman internasional dan sekali lagi menyalahkan Kiev atas invasi.
Sejumlah pejabat pun memperkirakan Lavrov meninggalkan ruangan karena ia tak ingin mendengar kecaman terhadap Rusia.
“Rusia merasakan napas yang panas dari opini dunia pada pertemuan itu,” tutur seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS.
“Saya pikir tak ada satu orang pun di ruangan Dewan Keamanan, dari (Menlu China) Wang Yi hingga (Menlu AS) Tony Blinken yang memberikan Vladimir Putin atau Lavrov sedikit kenyamanan. Semua orang ingin perang ini berakhir,” ujarnya.
Pada pertemuan itu, Blinken memperingatkan rekan-rekan diplomatnya atas ulah Putin yang menghancurkan tatanan internasional.
“Tatanan internasional yang kita kumpulkan di sini untuk ditegakkan sedang dihancurkan di depan mata kita,” katanya.
“Kita tidak bisa, kita tak akan membiarkan Presiden Putin lolos begitu saja,” kata Blinken.
Blinken pun mengatakan mobilisasi militer dan referendum yang dilakukan Putin pada pekan ini, untuk menambahkan bahan bakar ke api, dan menunjukkan penghinaannya terhadap Piagam PBB, Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.