MOSKOW, KOMPAS.TV — Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menandatangani amandemen konstitusi yang memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tujuh tahun dan mengembalikan nama lama ibu kota negara itu, dari Nur-Sultan kembali menjadi Astana, Sabtu (17/9/2022).
Melansir Associated Press, perubahan tersebut termasuk di antara reformasi politik dan ekonomi yang diserukan oleh Presiden Kassym-Jomart Tokayev setelah protes keras mengguncang negara itu pada bulan Januari lalu, yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Baca Juga: Waduh, Putin Ditentang Sekutunya Sendiri, Kazakhstan Tak akan Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk
Kerusuhan dipicu kenaikan tajam harga bahan bakar, tetapi juga mencerminkan kekecewaan yang meluas terhadap politik negara, yang selama lebih dari 30 tahun didominasi oleh mantan Presiden Nursultan Nazarbayev dan partainya.
Parlemen Kazakhstan dengan suara bulat mendukung amandemen dalam dua pembacaan pada hari Jumat, dan Tokayev menandatanganinya menjadi undang-undang pada Sabtu.
Mereka memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tujuh tahun dari lima tahun saat ini, tetapi sekaligus juga melarang setiap presiden mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Perubahan tersebut juga mengubah nama ibu kota negara, yang sekarang disebut Nur-Sultan, kembali menjadi Astana.
Baca Juga: Xi Jinping Bertemu Presiden Kazakhstan, Rayakan Kerja Sama Bilateral Selama 30 Tahun
Astana menjadi ibu kota Kazakhstan tahun 1997 ketika Nazarbayev, yang memimpin negara itu selama tiga dekade di bawah Uni Soviet dan setelah memperoleh kemerdekaan pada 1991, memindahkannya dari Almaty ke sana.
Baca Juga: Kazakhstan Gelar Referendum Konstitusi, Cabut Gelar Istimewa Presiden Pertama
Setelah Nazarbayez mengundurkan diri tahun 2019, penggantinya Tokayev mengganti namanya menjadi Nur-Sultan, untuk menghormati Nazarbayev, yang mempertahankan pengaruh besar sebagai kepala partai yang berkuasa dan dewan keamanan disana.
Namun Tokayev mencopotnya dari jabatan tersebut setelah kerusuhan mematikan pada bulan Januari, yang sebagian bergantung pada ketidakpuasan atas kekuatan yang masih dipegang Nazarbayev, kemudian Tokayev mengumumkan reformasi besar-besaran.
Awal bulan ini, Tokayev menyerukan pemilihan presiden lebih awal dan mengumumkan langkah untuk mengembalikan nama lama ibu kota negara itu.
Tokayev sebelumnya mengatakan dia akan mencalonkan diri dalam pemilihan.
Belum segera jelas apakah amandemen baru akan mengizinkan dirinya mencalonkan diri. Tetapi, perubahan konstitusional serupa di Rusia dan Belarus memungkinkan para pemimpin petahana untuk mencalonkan diri lagi di bawah konstitusi yang diamandemen.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.