RIO DE JANEIRO, KOMPAS.TV - Pemilihan presiden Brasil 2022 kembali dinodai insiden kekerasan yang menewaskan pendukung salah satu pasangan calon. Seorang pendukung Luiz Inacio Lula da Silva ditikam hingga tewas oleh seorang pendukung capres rival, petahana presiden Brasil, Jair Bolsonaro.
Menurut laporan The Guardian, Jumat (9/9/2022), insiden ini terjadi di negara bagian Mato Grosso.
Rafael Silva de Oliveira, berusia 24 tahun, dilaporkan nekat menikam Benedito Cardoso dos Santos, berusia 42 tahun, gara-gara debat mereka tentang pilpres yang berlangung panas.
Berdasarkan laporan kepolisian, Silva segera digelandang ke kantor polisi seusai kejadian dan mengakui perbuatannya.
Ketika mendengar kabar seorang pendukungnya terbunuh, Lula mendesak aparat kepolisian menyelidiki apakah pembunuhan itu dan kejadian semacam itu “diperintahkan, dipandu, atau suatu strategi politis.” Namun, mantan presiden Brasil pada 2003-2010 itu tidak membeberkan bukti untuk mendukung dugaannya.
Baca Juga: Saling Hina Warnai Debat Calon Presiden Brasil, Bolsonaro Disebut Hancurkan Negara
Lula menyebut pada pemilu kali ini, ketika ia kerap berbalas komentar pedas lawan Bolsonaro, terdapat “iklim kebencian dalam proses elektoral yang benar-benar tidak normal.”
Direktur divisi Amerika Human Rights Watch, Juanita Goebertus Estrada mengomentari pembunuhan Cardoso dos Santos dan menegaskan “semua kandidat harus tegas mengutuk” pembunuhannya.
“Rakyat Brasil pantas mendapatkan pemilihan damai dan harus bisa terlibat dalam diskusi politis tanpa rasa takut akan kekerasan atau pembalasan atas pendapat mereka,” kata Estrada.
Pemilu Brasil 2022 sendiri berlangsung panas sejak masa pra-kampanye dan tak jarang diwarnai insiden kekerasan. Pada Juli lalu, seorang pejabat daerah dari partai penyokong Lula ditembak mati oleh seorang sipir penjara yang mendukung Bolsonaro.
Pada Jumat (9/9) lalu, insiden kekerasan terkait pemilu juga terjadi di negara bagian Rio de Janeiro. Seorang pendukung Bolsonaro dilaporkan mengalami luka di kepala usai dikeroyok simpatisan Partai Pekerja Brasil yang menyokong Lula.
Pemilihan presiden Brasil dijadwalkan akan digelar pada 2 Oktober mendatang.
Jelang hari pemilihan, Bolsonaro berulangkali menyuarakan klaim tak berdasar mengenai kecurangan pemilu. Sejumlah pengamat khawatir klaim Bolsonaro tersebut akan dipakai untuk menentang hasil pemilu jika dia kalah, seperti yang dilakukan Donald Trump di Amerika Serikat (AS) pada 2021 lalu.
Baca Juga: Bolsonaro Temui Putin di Moskow, Pendukungnya Bikin Klaim: Presiden Kita Cegah Perang Dunia Ketiga
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.