VLADIVOSTOK, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu perdana menteri sekaligus panglima militer Myanmar, Min Aung Hlaing di Vladivostok, Rabu (7/9/2022).
Min Aung Hlaing berkunjung ke Rusia dalam rangka menghadiri Forum Ekonomi Timur.
Dalam kesempatan ini, Min Aung Hlaing menyanjung Putin sebagai sosok presiden yang “menciptakan stabilitas” di arena internasional.
Perdana Menteri Myanmar itu merujuk “masa sulit” Rusia usai Uni Soviet bubar sekitar 30 tahun lalu. Menurutnya, kepemimpinan Putin berhasil membawa Moskow menjadi pemimpin secara global.
“Dengan bantuan Anda, negara ini (Rusia) berkembang secara insentif. Seseorang bisa mengatakan bahwa ketika Anda mulai memerintah negara ini, Rusia beranjak ke posisi pemimpin global,” kata Ming Aung Hlaing dikutip TASS.
“Dan kami dapat mendeskripsikan Anda tidak hanya sebagai pemimpin Rusia, tetapi juga pemimin dunia ini, karen Anda mengontrol dan mengorganisasi stabilitas di seluruh dunia,” lanjut jenderal yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi tersebut.
Baca Juga: Bos Junta Militer Myanmar Bertemu Putin secara Resmi di Vladivostok, Apa yang Dibicarakan?
Lebih lanjut, dalam kesempatan ini, Min Aung Hlaing mengaku punya “informasi tertentu” yang akan disampaikan kepada Putin.
Sementara itu, Putin balik menyanjung Myanmar sebagai “mitra terpercaya” di Asia Tenggara. Tanpa menyinggung kudeta militer yang terjadi pada Februari 2021 lalu, Putin membanggakan tren perdagangan antara kedua negara yang meningkat.
“Myanmar adalah mitra lawas dan terpercaya kami di Asia Tenggara. Volume hubungan perdagangan dan ekonomi (antara Rusia dan Myanmar) masih belum seberapa, tetapi trennya bertumbuh 2,4 kali lipat selama paruh pertama tahun ini,” kata Putin dikutip Associated Press.
“Saya tahu Anda berbekal banyak program dalam kunjungan Anda ke Rusia, termasuk kunjungan ke Kosmodrom Vostochny. Saya senang berjumpa dengan Anda, selamat datang,” lanjutnya.
Rusia dan Myanmar sendiri saat ini sama-sama tengah menghadapi kecaman komunitas internasional.
Moskow dikecam karena invasi ke Ukraina yang dimulai Februari 2022, sedangkan junta militer Myanmar akibat kudeta pada 2021 lalu.
Baca Juga: Utusan PBB Tegaskan Tidak Akan ke Myanmar jika Tidak Bisa Berjumpa Suu Kyi
Sumber : Kompas TV/TASS/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.