JENEWA, KOMPAS.TV - Jumlah kasus baru virus corona dan kematian yang dilaporkan secara global terus turun hampir di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik penurunan itu dalam konferensi pers yang digelar di Jenewa, Swiss, Rabu (31/8/2022).
Badan kesehatan PBB mengatakan ada 4,5 juta kasus COVID-19 baru yang dilaporkan minggu lalu. Jumlah ini turun 16 persen dari minggu sebelumnya. Kematian juga turun sebanyak 13 persen, dengan sekitar 13.500 kematian. WHO mengatakan infeksi COVID-19 dan kematian turun di seluruh dunia, kecuali Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Kematian di Asia Tenggara naik 15 persen dan di Pasifik Barat naik 3 persen.
Baca Juga: WHO: Kematian Karena COVID-19 Turun 15% Hampir di Seluruh Dunia, Banyak Negara Kurangi Pengawasan
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa dengan datangnya musim dingin di Belahan Bumi Utara dan kemungkinan munculnya varian COVID-19 baru yang lebih berbahaya, para ahli memperkirakan akan melihat lonjakan rawat inap dan kematian.
Tedros mengatakan tingkat vaksinasi, bahkan di negara-negara kaya, masih terlalu rendah. Dia mencatat bahwa 30 persen petugas kesehatan dan 20 persen orang tua masih belum diimunisasi.
“Kesenjangan vaksinasi ini menimbulkan risiko bagi kita semua,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Pria Italia Ini Didiagnosis Kena HIV dan Cacar Monyet saat Positif Covid-19
Di Amerika Serikat (AS), Food and Drug Administration menyelesaikan inovasi pertama untuk vaksin COVID-19 pada hari Rabu. Dosis booster tersebut menargetkan strain omicron yang paling umum ditemukan saat ini. Pihak berwenang mengatakan vaksin formula baru ini bisa mulai digunakan dalam beberapa hari ke depan.
Hingga saat ini, vaksin COVID-19 masih menargetkan jenis virus corona asli, bahkan ketika varian yang sangat berbeda muncul. Booster terbaru merupakan kombinasi, atau "bivalen". Formula baru ini merupakan kombinasi dari setengah resep vaksin asli dan setengah lagi merupakan perlindungan terhadap varian omicron terbaru, yaitu disebut BA.4 dan BA.5, yang dianggap paling menular.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.