TOKYO, KOMPAS.TV - Ratusan demonstran mendatangi kawasan Gedung Diet (parlemen) Nasional Jepang, Rabu (31/8/2022). Para demonstran memprotes kebijakan Jepang menggelontorkan ratusan juta yen untuk pemakaman Shinzo Abe, eks perdana menteri yang dibunuh pada 8 Juli lalu.
Kabinet Perdana Menteri Fumio Kishida diketahui mengalokasikan setidaknya 250 juta yen (sekitar 26,7 miliar rupiah) untuk pemakaman Abe. Pemakaman ini sedianya akan digelar di kawasan Budokan, Tokyo dengan 6.000 tamu undangan pada akhir September mendatang.
“Akhir-akhir ini saya kerap mendengar ada orang yang tidak bisa membeli makan, termasuk anak-anak, bahkan di Jepang. Apabila pemerintah punya uang untuk dihabiskan di pemakaman, sejujurnya mereka harusnya membelanjakannya untuk hal lain, inilah yang saya rasakan,” kata seorang demonstran, Chie Sakuma kepada Associated Press.
Baca Juga: Simpati Masyarakat Jepang pada Pembunuh Shinzo Abe, Sorot Anak yang Ditelantarkan Orang Tua Fanatik
Pada Rabu (31/8), PM Fumio Kishida meminta maaf karena merasa pihaknya tidak memberi penjelasan lengkap tentang pemakaman negara untuk Abe.
Shinzo Abe sendiri dikenal sebagai salah satu pemimpin Jepang yang paling memicu pro-kontra pasca-Perang Dunia Kedua.
Abe kerap disanjung dengan kebijakan “Abenomics”-nya. Namun, di lain sisi, ia kerap dikritik karena dituduh berniat mengubah konstitusi pasifis Jepang.
Ketika berdemonstrasi di Tokyo, sejumlah demonstran pun terlihat membawa poster bertuliskan “politik Abe menghancurkan Jepang.”
Di lain pihak, kelompok demonstran juga mengaku menolak segala bentuk pemakaman oleh negara, tidak hanya kepada Abe.
“Dengarkan suara rakyat yang menentang. Kami menentang pemakaman negara. Kami menentangnya,” demikian seru demonstran yang menolak pemakaman Abe oleh negara.
Usai Perang Dunia Kedua, Jepang hanya pernah sekali menggelar pemakaman secara kenegaraan. Pemakaman itu menghormati mendiang mantan Perdana Menteri Shigeru Yoshida, pemimpin yang menandatangani Perjanjian San Fransisco yang memulihan hubungan Tokyo dengan negara-negara Sekutu dan mengakhiri pendudukan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Buntut Eks PM Shinzo Abe Terbunuh, Kepala Polisi Jepang Mengundurkan Diri: Kami Butuh Sistem Baru
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.