KABUL, KOMPAS.TV - Pemerintah Taliban hari Selasa (30/8/2022) dilaporkan berada dalam tahap akhir perundingan dan persyaratan kontrak untuk membeli gandum, gas alam dan minyak bumi dari Rusia, seperti laporan New York Post, Selasa, (30/8/2022)
Juru bicara Kementerian Ekonomi Afghanistan, Habiburahman Habib membenarkan delegasi resmi pemerintah Taliban yang dipimpin oleh Kementerian Perdagangan sedang berada di Moskow dengan misi menyelesaikan kontrak untuk pasokan gandum, gas, dan minyak.
"Mereka sedang dalam negosiasi dengan pihak Rusia," kata Habiburahman seperti laporan New York Post.
Dia menambahkan delegasi Afghanistan akan berbagi rincian hasil kesepakatan setelah kontrak selesai diteken.
Sebuah sumber dari kantor Kementerian Perdagangan dan Industri Afghanistan mengatakan, pejabat teknis kementerian perdagangan dan kementerian keuangan tinggal di Moskwa untuk mengerjakan kontrak kontrak setelah delegasi kementerian berkunjung bulan ini.
"Kami sedang mengerjakan teks kontrak, (kami telah) hampir menyepakati gasoline and benzene," kata pejabat itu. Dia menambahkan upaya itu akan segera tuntas.
Jika ditandatangani, kontrak itu akan menjadi tanda semakin banyak negara-negara yang berbisnis dengan Taliban, meskipun pemerintahannya tidak diakui secara resmi oleh pemerintah internasional mana pun sejak ia mengambil alih negara itu setelah pasukan AS mundur sekitar setahun yang lalu.
Baca Juga: Kemlu Tegaskan Indonesia Tetap Tidak Mengakui Pemerintahan Taliban di Afghanistan
Itu terjadi ketika Amerika Serikat mencoba meyakinkan negara-negara lain untuk mengurangi penggunaan minyak Rusia, dengan mengatakan inisiatif itu bertujuan untuk membatasi pendapatan minyak yang digunakan Moskow untuk membiayai serangannya ke Ukraina.
Baik Rusia dan Afghanistan yang dipimpin Taliban menghadapi sanksi ekonomi dari pemerintah internasional, termasuk Amerika Serikat.
Tidak ada pemerintah asing, termasuk Moskow, yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban dan bank-bank Afghanistan terhambat oleh sanksi yang membuat sebagian besar bank internasional tidak mau melakukan transaksi dengan bank-bank Afghanistan.
Sumber resmi mengatakan mereka memiliki rencana bagaimana pembayaran akan dilakukan tetapi menolak untuk memberikan rincian tentang apakah saluran perbankan resmi akan digunakan.
Meskipun aset bank sentral Afghanistan dibekukan, sektor perbankannya terhambat oleh sanksi, dan kurangnya pengakuan formal dari luar negeri, beberapa negara melakukan bisnis dengan Kabul, membantunya mengakses pasar global di tengah krisis ekonomi domestik.
Pakistan menerima ribuan ton batu bara dari Afghanistan setiap hari, yang disambut baik oleh Afghanistan untuk meredakan krisis energi Pakistan.
Transaksi dilakukan oleh bisnis swasta di setiap negara, dan pemerintahan Taliban mengumpulkan jutaan dolar dalam bea masuk atas ekspor batu bara.
Sumber : Kompas TV/New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.