KIEV, KOMPAS.TV - Pasukan Rusia meluncurkan serangan roket ke stasiun kereta api Ukraina pada Hari Kemerdekaan Ukraina, Rabu (24/8/2022). Serangan ini menewaskan sedikitnya 22 orang.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan bahwa Moskow mungkin akan mencoba melakukan "sesuatu yang sangat kejam" minggu ini.
“Serangan mematikan itu terjadi di Chaplyne, sebuah kota berpenduduk sekitar 3.500 orang di wilayah Dnipropetrovsk tengah,” kata kantor berita Ukraina mengutip Zelenskyy kepada Dewan Keamanan PBB melalui video. Kantor kepresidenan juga melaporkan bahwa seorang anak berusia 11 tahun tewas oleh tembakan roket pada hari sebelumnya di pemukiman tersebut.
“Chaplyne adalah penderitaan kita hari ini,” kata Zelenskyy seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Ukraina Tuduh Rusia Kirim Paksa 1.000 Anak-Anak Mariupol ke Siberia untuk Adopsi Ilegal
Ukraina telah bersiap-siap untuk serangan-serangan berat terutama di sekitar hari libur nasional untuk memperingati hari kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet pada tahun 1991. Rabu lalu juga merupakan peringatan enam bulan terjadinya perang Rusia-Ukraina.
Beberapa hari menjelang Hari Kemerdekaan, pihak berwenang Kiev melarang pertemuan besar di ibu kota hingga Kamis untuk mewaspadai serangan rudal.
Penduduk Kiev, yang sebagian besar selamat dalam beberapa bulan terakhir, bangun pada Rabu karena sirene serangan udara, tetapi awalnya tidak ada serangan yang terjadi. Seiring berlalunya hari, pemboman Rusia terjadi di timur, barat dan tengah negara itu, dengan serangan paling serius yang terjadi di stasiun kereta api.
Selama akhir pekan lalu, Zelenskyy telah memperingatkan bahwa Rusia “mungkin mencoba melakukan sesuatu yang sangat jahat, sesuatu yang sangat kejam pada minggu ini. Dia mengulangi peringatan sebelum serangan stasiun kereta api dengan mengatakan, "Provokasi Rusia dan serangan brutal adalah suatu kemungkinan," ujarnya.
Baca Juga: Ukraina Rayakan Hari Kemerdekaan dihantui Serangan Udara Rusia, Zelenskyy Pidato Berapi-api
Namun demikian, suasana meriah berlangsung pada siang hari di alun-alun Maidan Kiev ketika ribuan penduduk berpose untuk berfoto di samping tank-tank Rusia yang terbakar yang dipajang. Banyak orang yang bersuka ria dan mengabaikan sirene peringatan. Mereka keluar rumah dan berkeliling dengan gaun dan kemeja sulam tradisional khas Ukraina.
Sedangkan sebagian warga yang lain mengaku ketakutan. “Saya tidak bisa tidur di malam hari karena apa yang saya lihat dan dengar tentang apa yang sedang dilakukan di Ukraina,” kata seorang pensiunan yang hanya menyebut nama depannya, Tetyana, suaranya bergetar karena emosi. “Ini bukan perang. Ini adalah kehancuran rakyat Ukraina," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.