KIEV, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri Ukraina menuduh Rusia mengorganisasi adopsi massal ilegal anak-anak Ukraina dari wilayah-wilayah yang diduduki pasukan Rusia.
Kiev mengeklaim, lebih dari 1.000 anak-anak di Mariupol, kota pelabuhan yang direbut Rusia per akhri Mei 2022, dikirim paksa ke Siberia.
“Federasi Rusia terus menculik anak-anak dari wilayah Ukraina dan mengatur adopsi ilegal mereka oleh warga negara Rusia,” demikian tulis pernyataaan Kementerian Luar Negeri Ukraina dikutip The Guardian, Selasa (23/8/2022).
Baca Juga: Hari Kemerdekaan Ukraina 2022: Tiada Libur di Medan Perang, Perayaan Dibayangi Sirene Serangan Udara
“Lebih dari 1.000 anak-anak dari Mariupol secara ilegal dipindahkan ke tangan orang asing di Tyumen, Irkutsk, Kemerovo, dan Krai Altai,” lanjut pernyataan itu.
Daerah-daerah tersebut terletak di Siberia, dataran luas yang mencakup hampir seluruh wilayah Asia Utara.
Isu deportasi paksa warga Ukraina ke Rusia sendiri telah digaungkan Kiev sejak awal-awal invasi.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengaku pernyataannya berdasarkan temuan yang berasal dari otoritas setempat di Kransodar, kota di selatan Rusia yang terletak dekat perbatasan Ukraina.
Kiev mengeklaim, lebih dari 300 anak-anak Ukraina “ditahan di sebuah institusi khusus” di daerah Kransodar.
Kiev pun menuduh tindakan Rusia ini “jelas melanggar Konvensi Jenewa 1949” yang menetapkan perlakuan terhadap kemanusiaan pada masa perang serta melaggara Konvensi Hak-Hak Anak PBB.
Ukraina menegaskan bahwa Moskow harus mengembalikan semua anak-anak yang dideportasi ke Rusia kepada pengasuh resmi mereka.
Baca Juga: Rusia Diduga Bangun Kerangkeng untuk Sidang Tawanan Ukraina di Mariupol, PBB: Kejahatan Perang
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.