KIEV, KOMPAS.TV - Kombatan Resimen Azov Ukraina yang telah dibebaskan Rusia, Vladislav “Wikipedia” Zhavoronok dan Denis “Mango” Shipurok, mengungkap kondisi kamp tahanan Rusia dalam konferensi pers di Kiev, Senin (22/8/2022).
Mereka menyampaikan tekanan dan siksaan apa saja yang dihadapi selama di kamp tahanan.
Zhavoronok dan Shipurok merupakan bagian dari ratusan serdadu yang menyerah di Mariupol pada akhir Mei lalu. Mereka kemudian dipenjara di teritori separatis Donetsk sebelum dibebaskan via mekanisme pertukaran tawanan.
Zhavoronok menyebut, tekanan utama yang dihadapi para personel Resimen Azov yang ditahan adalah tekanan “psikologis.” Ia mengaku para tahanan diputuskan hubungannya dari dunia luar.
“Rusia tidak menyediakan akses apa pun untuk mengontak keluarga, sama sekali tanpa kontak dengan dunia luar. Jadi, tekanan psikologis ini berdasarkan fakta bahwa ‘tidak ada yang membutuhkanmu, kamu akan kalah dalam perang ini’ dan secara umum, kamu tidak bisa menelepon ke mana pun dan kamu tidak membutuhkannya,” kata Zhavoronok dikutip Associated Press.
Baca Juga: Mahkamah Agung Rusia Tetapkan Resimen Azov sebagai Organisasi Teroris, Tawanan Ukraina Terancam
Kombatan yang dipanggil dengan nama sandi “Wikipedia” itu pun menyampaikan dugaan penyiksaan di kalangan tawanan. Menurutnya, kabar penyiksaan tersiar dari kamp tahanan lain di Olenivka.
Zhavoronok menyebut kamp tahanan Olenivka turut menampung kombatan Azov yang luka-luka. Para tawanan di kamp itu diduga disiksa dan videonya disebarkan secara daring.
“Kita hanya bisa menebak siksaan jenis apa yang diterima mereka yang dianggap cukup sehat untuk itu. Dan faktanya, itu (penyiksaan) bisa dilihat dalam video-video yang dibagikan kawan-kawan secara daring,” kata Zhavoronok.
“Saya tahu banyak video semacam itu, dan saya bisa melihat betapa sulitnya bagi mereka di sana dan betapa tak manusiawinya kondisi tempat para tawanan di sana,” lanjutnya.
Sementara itu, Denis Shipurok mengenang bagaimana ia digelandang ke kamp tahanan Rusia. Kombatan yang dipanggil dengan nama sandi “Mango” itu mengaku ditelanjangi dan dipukuli.
“Kami ditendang ke luar dan ditelanjangi untuk ‘digeledah’. Kami ditelanjangi dan dipaksa berdiri berpanas-panas dan dipaksa berjongkok. Jika ada anak-anak yang mendongak, mereka langsung dipukuli,” kata Shipurok.
“Saya merasakan pemukulan ini selama interogasi. Mereka memukul saya dan mendesak saya menandatangani segala macam pernyataan yang tidak sesuai kehendak saya,” lanjutnya.
Di lain sisi, Zhavoronok menanggapi tuduhan Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) bahwa tersangka pembunuhan Daria Dugina, putri dari filsuf yang dikenal sebagai sekutu dekat Vladimir Putin, Alexander Dugin, adalah personel Resimen Azov.
Sebelumnya, FSB telah merilis kartu identitas militer Natalia Vovk, tersangka pembunuhan Dugina dan menyebutnya sebagai anggota Resimen Azov yang merupakan cabang Garda Nasional Ukraina.
Zhavoronok menjelaskan bahwa Vovk merupakan personel Garda Nasional Ukraina, tepatnya unit militer 3057. Namun, ia membantah kabar bahwa Vovk merupakan anggota Resimen Azov.
Baca Juga: Kedubes Rusia Sebut Pasukan Batalion Azov Pantas Mati Memalukan, Ukraina: Rusia Negara Teroris
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.