LVIV, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan ketakutannya atas pertempuran yang terjadi di PLTN Zaporizhzhia.
Pernyataan itu dibuatnya saat pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan di Lviv, Kamis (18/8/2022).
Pertempuran di PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, kian sengit beberapa pekan terakhir.
“Setiap potensi kerusakan di Zaporizhzhia adalah bunuh diri,” kata Guterres mengingatkan dikutip dari BBC.
Baca Juga: Ukraina Sebut Komandan Rusia di Kherson Kabur, Tentara Putin Diyakini Tertekan
Pertemuan itu adalah yang pertama antara Sekjen PBB dan Zelenskyy, sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada Februari lalu.
Erdogan pun menggemakan keprihatinan Sekjen PBB itu, mengatakan kepada wartawan bahwa ia khawatir tentang bahaya bencana Chernobyl yang lain, bakal terjadi di PLTN tersebut.
Baik Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas serangan yang terjhadi di PLTN Zaporizhzhia.
Zelenskyy mengkritik serangan Rusia yang disebutnya sengaja ke pembangkit listrik tersebut.
Moskow juga dituduh telah mengubah fasilitas tersebut menjadi markas militer.
Baca Juga: Mengejutkan, Tentara Rusia Ungkap Apa yang Terjadi di Ukraina: Tak Ada Keadilan di Perang Ini
Rusia sendiri menegaskan bahwa Ukraina yang telah melakukan serangan ke PLTN Zaporizhzhia.
Ketiga pemimpin tersebut pun meminta agar Rusia meminta agar pembangkit listrik tersebut dijadikan area demiliterisasi.
Meski adanya kekhwatiran tersebut, lokasi PLTN itu disebut lebih aman ketimbang Chernobyl, yang menjadi tempat insiden nuklir terburuk sepanjang sejarah.
Menurut ahli, reaktor nuklir berada dalam bangunan beton bertulang baja yang dapat menahan peristiwa eksternal yang ekstrem, baik alam maupun buatan manusia, seperti kecelakaan pesawat atau ledakan.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.