WASHINGTON, KOMPAS.TV - Kedutaan Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa sederet kebijakan Washington yang dianggap tidak memedulikan kepentingan dan keamanan negara lain meningkatkan risiko konflik nuklir.
Peringatan itu dirilis Kedutaan Rusia di Washington melalui kanal Telegram-nya pada Senin (15/8/2022).
“Hari ini, Amerika Serikat terus mengambil tindakan tanpa mengindahkan kepentingan dan keamanan negara lain, yang mana turut meningkatkan risiko nuklir,” tulis pernyataan Kedutaan Rusia di Washington sebagaimana dikutip TASS.
“Langkah-langkah AS meningkatkan keterlibatan dalam konfrontasi hibrida dengan Rusia dalam konteks krisis Ukraina penuh dengan eskalasi tak terduga dan (potensi) bentrok militer langsung antara kekuatan nuklir dunia,” lanjut pernyataan tersebut.
Washington sendiri menjadi penyokong militer Ukraina terbesar dalam menghadapi invasi Rusia. Sejak Joe Biden memerintah, AS telah mengirimkan bantuan militer senilai 9,8 miliar dolar ke Ukraina.
Baca Juga: Putin Promosikan Senjata Rusia, Siap Jual Senjata Presisi Tinggi dan Kerja Sama Teknologi Militer
AS juga aktif menggalang sanksi untuk menjepit ekonomi Rusia karena menginvasi Ukraina. Di ranah diplomatik, Washington pun aktif mengupayakan eksklusi Moskow dalam forum-forum internasional seperti KTT G20.
Lebih lanjut, Kedutaan Rusia juga mengkritik tindakan AS yang mundur secara sepihak dari perjanjian-perjanjian keamanan internasional seperti Traktat Angkatan Nuklir Jangka Menengah (INF) dan Traktat Langit Terbuka.
“Ini terjadi di tengah upaya berjangka Washington untuk meninggalkan sistem kontrol senjata dan non-proliferasi (nuklir) yang telah berdiri sejak lama,” sambung pernyataan Kedutaan Rusia di Washington.
Rusia pun mendamprat AS yang menuduh Kremlin tak bertanggung jawab dalam urusan nuklir. Belakangan ini, akibat serangkaian insiden ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina, AS menuduh Moskow menggunakan “tameng nuklir” dalam invasinya.
PLTN Zaporizhzhia sendiri diduduki Rusia sejak awal Maret lalu. Insiden ledakan di PLTN terbesar Eropa ini dikhawatirkan memicu bancana nuklir.
Kiev dan Moskow saling menyalahkan atas serangkaian insiden ledakan di dekat fasilitas nuklir Zaporizhzhia dua pekan belakangan.
“Kami menyarankan Washington harus melihat lebih dekat kebijakan nuklirnya sendiri daripada membuat tuduhan tak bersdasar terhadap negara-negara yang pandangan dunianya tidak sama dengan milik Amerika,” pungkas misi diplomatik Rusia di Washington.
Baca Juga: Mengenal Sukhoi Su-57, Jet Tempur Generasi Kelima yang Dibanggakan Rusia, Digunakan Gempur Ukraina
Sumber : Kompas TV/TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.