NEW YORK, KOMPAS.TV - Perjalanan pertama Presiden China Xi Jinping ke luar negeri sejak pecahnya pandemi Covid-19 makin mendekati kenyataan, termasuk pertemuan tatap muka dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Bali, November nanti.
Para pejabat China merencanakan kemungkinan perjalanan Xi Jinping ke Asia Tenggara pada bulan November untuk hadir langsung di KTT G20 yang digelar di Bali, seperti laporan Wall Street Journal, Jumat (12/8/2022).
Tim Joe Biden lama berupaya mempertemukan kedua pemimpin, namun belum mengonfirmasi pertemuan langsung antara kedua pemimpin demi menurunkan ketegangan ketika kedua negara berdebat tentang Taiwan, perdagangan, dan sejumlah masalah lainnya.
Gedung Putih terus berupaya merancang pertemuan, menurut satu orang yang mengetahui masalah tersebut. Ia mengatakan, Biden tetap terbuka untuk pertemuan tatap muka dengan Xi Jinping, termasuk di sela-sela pertemuan negara-negara Kelompok G20 pada November di Indonesia.
"Kami tidak memiliki rincian tentang waktu atau lokasi," kata seorang pejabat AS.
Tetapi Kurt Campbell, koordinator urusan Indo-Pasifik di dewan keamanan nasional Biden, Jumat, memastikan bahwa pada pembicaraan telepon terakhir, kedua pemimpin sepakat berupaya melakukan pertemuan langsung "setuju untuk mengadakan pertemuan pribadi dan menugaskan tim masing-masing menindaklanjuti secara spesifik”.
Campbell mengatakan, belum ada rincian baru yang bisa diumumkan. Tetapi, kedua pemimpin diperkirakan mengambil bagian dalam pertemuan G20 pada bulan November di Bali, seperti laporan Guardian.
Xi dan Biden membahas kemungkinan pertemuan dalam pembicaraan pada 28 Juli lalu, yang mencakup pembicaraan menegangkan mengenai kunjungan ketua Kongres AS Nancy Pelosi ke Taiwan yang diklaim China sebagai wilayahnya.
Baca Juga: Xi Jinping Sebut AS Salah Musuhi China, Malah Ajak Joe Biden Sama-Sama Pimpin Perdamaian Dunia
Campbell mengatakan AS menanggapi perilaku "provokatif" China di Taiwan dengan meningkatkan perdagangan dengan Taiwan dan menuntut hak lintas udara dan laut melalui Selat Taiwan yang hingga kini tegang.
Rencana perdagangan terbaru akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan sementara pasukan AS akan transit di Selat Taiwan dalam beberapa minggu ke depan, kata Campbell.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa China menggunakan kunjungan kontroversial Ketua Kongres AS Nancy Pelosi baru-baru ini ke Taiwan untuk mencoba mengubah status quo pulau itu.
Sebagai tanggapan, AS menegaskan kembali keterlibatannya di wilayah tersebut, sambil mengulangi kebijakan untuk mengakui China secara diplomatis, sekaligus mendukung pemerintahan sendiri Taiwan.
Campbell mengatakan AS akan terus "memperdalam hubungan dengan Taiwan, termasuk dengan terus memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan".
"Misalnya, kami sedang mengembangkan peta jalan ambisius untuk negosiasi perdagangan yang akan kami umumkan dalam beberapa hari mendatang," katanya.
Campbell mengatakan bahwa AS akan menegaskan kembali haknya untuk menggunakan ruang udara dan laut internasional antara Taiwan dan China.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.