WASHINGTON, KOMPAS.TV - Peringatan bahaya untuk Ukraina diungkapkan mantan Marinir Amerika Serikat (AS), yang memprediksi persediaan rudal HIMARS bakal segera habis.
HIMARS yang merupakan kiriman AS ke Ukraina berperan penting dan memberikan dampak besar terhadap serangan ke pasukan Rusia.
Sejumlah depot amunisi Rusia dilaporkan telah hancur karena serangan HIMARS Ukraina.
Hal itu diyakini membuat serangan pasukan Ukraina di Kherson dan Donbas semakin meningkat.
Baca Juga: Sekutu Putin Tuduh Ukraina-Barat Ingin Buat Bencana Chernobyl Lagi: Rusia Tak Mungkin Melakukannya
Namun, pensiunan Kolonel Marinir Mark Cancian menegaskan, rudal HIMARS yang dikirimkan AS ke Ukraina kemungkinan bakal habis pada 3 hingga 4 bulan ke depan.
“Itu (3 - 4 bulan) merupakan tebakan liar, tetapi saya rasa tidaklah gila,” kata Cancian yang juga penasihat senior untuk Pusat Studi Internasional dan Strategi kepada Newsweek, Jumat (12/8/2022).
“Beberapa orang memperkirakan sebulan atau tidak lama dari itu. Saya pikir mereka tak akan menembakkannya dengan cepat,” tambahnya.
Ia pun memperkirakan, AS akan sampai pada titik di mana akan ada pengurangan pengiriman rudal karena persediaan yang semakin berkurang.
Baca Juga: Sekutu Putin Ini Ramal Nasib Zelenskyy setelah Perang: Diadili atau Balik Jadi Komedian Kelas Dua
Cancian mengungkapkan, kemungkinan besar akan ada sejumlah diskusi di Pentagon.
“Militer kemungkinan ingin menyimpan lebih lama. Pejabat sipil kemungkinan ingin lebih banyak memberikannya, dan mereka akan sampai pada kesepakatan atas level risiko apa yang mungkin bisa diterima,” ujarnya.
Cancian menegaskan, jumlah roket yang diproduksi AS relatif terbatas.
Ia mengungkapkan, AS hanya memproduksi 50.000 roket berpemandu sejak memulai produksi pada 2004, dan mulai membeli sekitar 5.800 pada tahun fiskal sekarang.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.