CANBERRA, KOMPAS.TV – Perkenalkan Fatima Payman, perempuan berhijab pertama yang menjadi senator di Australia. Akhir Juli lalu, dia resmi terpilih sebagai senator dan memberikan pidato Senat yang disambut meriah di negara Kangguru tersebut.
Fatima berusia 27 tahun dan berasal dari keluarga pengungsi Afghanistan. Selain mencetak sejarah sebagai senator berhijab pertama, dia juga mencetak sejarah-sejarah lainnya, yaitu sebagai orang Afghanistan-Australia pertama yang terpilih sebagai senator, dan senator termuda ketiga dalam sejarah Australia.
Dalam pidatonya, Payman merefleksikan perjalanannya hingga ke kursi parlemen federal dan kemajuan negara tersebut dalam merangkul keberagaman. “Seratus tahun yang lalu, apalagi sepuluh tahun yang lalu, apakah parlemen ini akan menerima seorang wanita yang berjilbab untuk dipilih?” ujarnya seperti dikutip dari Vogue.
Baca Juga: Berdiskusi dengan Mahasiswa Australia, Zelenskyy: Jangan Sampai China Bantu Rusia Perangi Ukraina
“Bagi mereka yang menilai saya dari apa yang saya kenakan atau menilai kompetensi saya berdasarkan penampilan eksternal saya, ketahuilah bahwa jilbab adalah pilihan saya,” katanya.
“Saya ingin gadis-gadis muda yang memutuskan untuk mengenakan jilbab melakukannya dengan bangga dan melakukannya dengan pengetahuan bahwa mereka memiliki hak untuk memakainya. Saya tidak akan menilai seseorang yang memakai sandal jepit di seberang jalan. Saya tidak berharap orang menilai saya karena mengenakan hijab saya,” ujarnya.
Baca Juga: Media Australia Sebut Working Paper Indonesia Terkait dengan Pakta Militer AUKUS (VI)
Senator Payman menambahkan bahwa dia adalah perwakilan Australia modern, menjadi politisi muda progresif yang lahir dari pengungsi.
“Di mana pun Anda dilahirkan, tidak peduli dari negara bagian dan teritori mana Anda berasal, apa pun yang Anda pilih untuk dikenakan, tidak peduli siapa yang Anda percayai, tidak peduli siapa yang Anda pilih untuk dicintai, ketahuilah bahwa Australia adalah tempat di mana Anda Anda dipersilakan dan Anda dapat menjadi bagian dari masyarakat kolektif yang bersatu, ”pungkasnya.
Sumber : Vogue
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.