YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi menyatakan bahwa dunia dihadapkan pada pilihan antara “autokrasi dan demokrasi.” Hal tersebut disampaikan Pelosi dalam keterangan pers yang dirilis sesaat setelah ia tiba di Taiwan, Selasa (2/8/2022) malam sekitar pukul 21.50 WIB.
Di tengah ancaman China, Pelosi nekat menyambangi Tawan, disambut oleh delegasi kecil dan disaksikan wartawan yang berada di Bandara Internasional Songshan, Taipei.
“Kunjungan delegasi Kongresional kami ke Taiwan menghormati komitmen teguh Amerika untuk mendukung demokrasi Taiwan yang penuh semangat,” kata Pelosi dalam keterangan pers di laman resminya.
AS mengklaim kunjungan Pelosi tidak melanggar kebijakan luar negeri Washington tentang China dan Taiwan. Hubungan AS dengan kedua negara ini dipandu oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan 1979, Tiga Komunike Bersama AS-China, serta Enam Jaminan—sebuah klarifikasi sepihak Washington atas komunike tersebut.
Baca Juga: Buntut Kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan, China Janji Luncurkan Operasi Militer sebagai Balasan
Kunjungan delegasi Pelosi ke Taipei merupakan bagian dari safari kunjungannya ke kawasan Indo-Pasifik. Ia telah menyambangi Singapura dan Malaysia, kemudian hendak mendatangi Korea Selatan dan Jepang.
Serangkaian kunjungan itu berfokus pada pembahasan keamanan bersama, kemitraan ekonomi, serta pemerintahan demokratis.
“Diskusi kami dengan jajaran pimpinan Taiwan akan berfokus pada penegasan kembali dukungan kami bagi mitra dan mempromosikan kepentingan bersama kami, termasuk memajukan suatu kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” demikian keterangan dalam rilis Nancy Pelosi.
“Solidaritas Amerika dengan 23 juta rakyat Taiwan lebih penting pada hari ini daripada sebelumnya, seiring dunia yang dihadapkan pilihan antara autokrasi dan demokrasi,” lanjut keterangan tersebut.
Kunjungan ini merupakan kunjungan resmi pertama oleh seorang ketua DPR AS ke Taiwan dalam kurun 25 tahun terkini. Eks Ketua DPR AS Newt Gingrich terakhir melakukannya pada 1997 silam.
Kunjungan Pelosi ke Taipei segera direspons oleh pemerintah China. Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian menyatakan bahwa pihaknya akan meluncurkan serangkaian operasi militer sebagai tindakan balasan.
Akan tetapi, Wu tidak merinci operasi seperti apa yang dimaksud. Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dilaporkan langsung menggelar operasi militer di sekitar Taiwan mulai Selasa (2/8), hanya hitungan jam setelah pendaratan Pelosi.
Baca Juga: Makin Runyam, Rusia Dukung Sikap Keras China terkait Kabar Kunjungan Ketua Kongres AS ke Taiwan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.