KIEV, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mulai blak-blakan mengungkap misi penyerangan di Ukraina. Dia menyatakan misi Moskow di Ukraina adalah untuk membebaskan rakyat Ukraina dari “rezim yang tidak dapat diterima”.
Pernyataan ini merupakan istilah paling blak-blakan yang pernah mereka gunakan sejak pasukannya menghantam Ukraina dengan rentetan artileri dan serangan udara.
"Kami bertekad untuk membantu rakyat Ukraina timur untuk membebaskan diri dari beban rezim yang sama sekali tidak dapat diterima ini," kata Lavrov pada pertemuan puncak Liga Arab di Kairo Minggu (24/7/2022) malam waktu setempat. Rezim yang tidak dapat diterima yang dia maksud merujuk pada pemerintahan Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy.
"Kami pasti akan membantu rakyat Ukraina untuk menyingkirkan rezim, yang benar-benar anti-rakyat dan anti-historis," tambahnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Sergei Lavrov: Tujuan Rusia di Ukraina Kini adalah Menggulingkan Pemerintahan Zelenskyy
Komentar Lavrov mengikuti peringatannya pekan lalu bahwa Rusia berencana untuk mempertahankan kendali atas wilayah yang lebih luas di luar Ukraina timur, termasuk wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di selatan, dan akan membuat lebih banyak keuntungan di tempat lain.
Pernyataannya kontras dengan pernyataan Kremlin di awal perang. Saat itu mereka berulang kali menekankan bahwa Rusia tidak berusaha untuk menggulingkan pemerintah Zelenskyy, bahkan ketika pasukan Moskow mendekati Kiev. Rusia kemudian mundur dari sekitar ibukota dan mengalihkan perhatiannya untuk mengambilalih Donbas. Kini perang sudah memasuki bulan keenam.
Pernyataan tersebut muncul di tengah upaya Ukraina untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam. Upaya ini dilakukan untuk membantu meringankan kekurangan pangan global.
Baca Juga: Usai Zelensky Kunjungi DPR AS, Ukraina Dapat Tambahan Pasokan Rudal HIMARS
Pekan lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian yang bertujuan untuk membuka jalan bagi pengiriman jutaan ton biji-bijian Ukraina yang sangat dibutuhkan, serta ekspor biji-bijian dan pupuk dari Rusia.
Wakil menteri infrastruktur Ukraina, Yury Vaskov, mengatakan pengiriman pertama gandum direncanakan akan berlangsung minggu ini.
Sementara Rusia menghadapi tuduhan bahwa serangan akhir pekan di pelabuhan Odesa sama dengan mengingkari kesepakatan, Moskow bersikeras bahwa serangan itu tidak akan mempengaruhi pengiriman biji-bijian.
Selama kunjungan ke Republik Kongo pada hari Senin, Lavrov mengulangi klaim Rusia bahwa serangan itu menargetkan kapal angkatan laut Ukraina dan depot yang berisi rudal anti-kapal yang dipasok Barat. Dia mengatakan perjanjian gandum tidak mencegah Rusia menyerang sasaran militer.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.