MANAMA, KOMPAS.TV - Seorang menteri di Bahrain dipecat usai menolak menjabat tangan duta besar Israel untuk negara itu. Tetapi pemecatannya itu malah memicu kemarahan, dan membuat sang menteri dibanjiri dukungan.
Sheikha Mai binti Mohammed Al-Khalifa, presiden Otoritas Kebudayaan dan Purbakala Bahrain, jabatan sekelas menteri, dipecat oleh pemimpin Bahrain, Raja Hamad bin Isa Al-Khalifa.
Tindakan itu dilakukan setelah Sheikha Mai menolak menjabat tangan Dubes Israel untuk Bahrain Eitan Na’eh saat upacara pemakaman bulan lalu.
Baca Juga: Nelayan Ini Tangkap Ikan Aneh saat Melaut, Ternyata Hiu Purba
Dikutip dari The News Arab, Minggu (24/7/2022), insiden tersebut terjadi pada 16 Juni lalu di kediaman dubes Amerika Serikat (AS) untuk Bahrain yang mengadakan upacara pemakaman ayahnya.
Saat diperkenalkan, Sheikha Mai menolak untuk menjabat tangan Na’eh, dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu dan meminta Kedubes AS untuk tak mempublikasikan kedatangannya.
Walau telah dipecat, sejumlah pejabat dan pengguna media sosial pun memberikan pujian kepada Sheikha Mai atas aksinya.
Mereka pun berterima kasih atas pencapaiannya pada pelestarian budaya Bahrain.
Sheikha Mai pun menyambut baik semua pujian dan penghormatan atas dukungan yang diberikan kepadanya.
“Dari hati saya, banyak terima kasih atas semua pesan yang saya terima, hanya untuk melindungi dan memperkuat kami,” tulis Sheikha Mai di Twitter.
Baca Juga: China Peringatkan Negara Kuat Lain: Laut China Selatan Bukan Taman Safari dan Arena Pertempuran
Sheikha Mai dilaporkan dipecat ketika dirinya mengunjungi Balkan dan Albania, dan digantikan oleh Sheikh Khalifa bin Ahmed Al-Khalifa pada 21 Juli.
Sheikha Mai, yang juga Ketua Dewan Pusat Regional Arab untuk Pelestarian Dunia, telah bekerja di bidang media dan budaya selama lebih dari dua dekade.
Bahrain bersama Uni Emirat Arab dan Maroko, telah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada 2020.
Kesepakatan itu pun mendapat kritikan dari negara-negara Arab lain. Otoritas Palestina dan Hamas, kelompok perlawanan yang mengontrol Jalur Gaza, menyebut normalisasi hubungan dengan Israel saat pendudukan militer masih terjadi, merupakan "tikaman di punggung" bagi rakyat Palestina.
Sheikha Mai sendiri dikenal sebagai salah satu penentang normalisasi hubungan antara Bahrain dan Israel.
Sumber : The News Arab
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.