Pangeran Farhan mengutip putra mahkota yang mengatakan, “kami sangat bangga dengan negara dan nilai-nilai kami. Dan jika AS hanya ingin berurusan dengan negara-negara yang persis seperti itu, daftar negaranya akan sangat, sangat pendek.”
Menurut Pangeran Farhan, Biden diberi tahu bahwa tantangan yang dihadapi masyarakat internasional menuntut kerja sama.
“Dan satu-satunya cara kita akan bekerja sama adalah jika kita saling menghormati, dan itu termasuk negara-negara yang menghormati nilai dan kedaulatan satu sama lain.”
Selama pengarahannya, Menlu Arab Saudi juga mengatakan pembicaraan antara negaranya dan Iran telah positif, tetapi tidak mencapai hasil.
Dia mengonfirmasi bahwa Arab Saudi mengulurkan tangan kepada Iran untuk mencapai hubungan yang kembali normal.
Pangeran Faisal mengatakan Kerajaan bekerja dengan serius untuk mencapai gencatan senjata yang komprehensif di Yaman, dan kelompok pemberontak Houthi harus memahami bahwa kepentingan Yaman terletak pada perdamaian dan stabilitas.
Dia menambahkan, senjata Iran adalah bagian dari alasan berlanjutnya konflik di Yaman, seraya menunjukkan bahwa dialog dan diplomasi adalah satu-satunya solusi untuk program nuklir Iran.
Pangeran Farhan mengatakan tidak ada kerja sama militer atau teknis dengan Israel yang diusulkan atau dibahas, sambil menegaskan tidak ada yang namanya "NATO Arab."
Pangeran Faisal juga menegaskan tidak ada diskusi tentang "aliansi defensif" dengan Israel.
Baca Juga: Biden ke Riyadh, AS dan Arab Saudi Langsung Teken 18 Deal Kerja Sama
Dia menyinggung keputusan untuk membuka wilayah udara Arab Saudi untuk penerbangan sipil, menekankan itu bukanlah menunjukkan pendahuluan untuk keputusan selanjutnya.
Dia mengatakan KTT Arab di Jeddah berfokus pada kemitraan dengan AS, karena tetap menjadi mitra strategis utama Kerajaan, menekankan kemitraan itu sudah lama dan berkelanjutan dan perjanjian yang ditandatangani tidak terjadi dalam semalam.
Pangeran Farhan mengatakan bahwa KTT tidak membahas masalah produksi minyak. Namun ia menambahkan, OPEC + melanjutkan pekerjaannya untuk menilai pasar dan apa yang mereka butuhkan.
Dia mengulangi pernyataan sebelumnya dari putra mahkota Arab Saudi yang mengatakan bahwa kapasitas produksi maksimum Kerajaan Arab Saudi mencapai 13 juta barel.
Mengenai krisis pangan global akibat perang di Ukraina, Menlu Arab Saudi mengatakan bahwa pekerjaan sedang dilakukan untuk meningkatkan koordinasi antara negara-negara Arab untuk memastikan ketahanan pangan.
Pada pembukaan KTT pada Sabtu (16/7/2022) sore, MBS mengatakan bahwa KTT Jeddah diadakan pada saat dunia sedang menyaksikan tantangan besar, menekankan bahwa ekonomi global terkait dengan stabilitas harga energi.
Presiden AS meninggalkan Jeddah setelah kunjungan dua hari ke Arab Saudi.
Sumber : Kompas TV/Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.