Akan tetapi, Belarusia juga memiliki senjata berat baru buatan sendiri, yakni sistem roket artileri Polonez. Sistem ini kapabel menembakkan rudal berpresisi tinggi dengan jarak jangkau maksimum hingga 200 kilometer.
Baca Juga: Jika Ukraina Ingin Menang Perang Lawan Rusia, Pengamat: Kuncinya Sabar
Sementara itu, untuk angkatan udara, Belarusia memiliki beberapa puluh jet tempur MiG-29 dan Sukhoi Su-25. Pesawat tempur baru yang dimiliki Minsk adalah empat Sukhoi Su-30SM dan 12 pesawat latihan tempur Yak-130.
Untuk sistem pertahanan udara, Belarusia mengandalkan sistem rudal anti-pesawat S-300 buatan Rusia.
Lukashenko sendiri berusaha memanfaatkan hubungan dengan Vladimir Putin untuk meningkatkan kapasitas peralatan tempur Rusia. Pada Juni lalu, Putin berjanji mengirimkan sistem rudal balistik Iskander dan versi Sukhoi Su-25 yang bisa memuat senjata nuklir.
Walaupun menunjukkan gestur yang mengancam Ukraina, Belarusia diyakini belum menunjukkan tanda serius akan bergabung dalam invasi Rusia.
Pada awal Juni lalu, pakar militer Ukraina, Oleg Zhdanov masih menganggap kans Lukashenko menyerbu tetangganya baru 50/50.
“Banyak faktor yang menunjukkan suatu persiapan. Pertanyaannya adalah apakah ini sekadar pertunjukan untuk Putin atau persiapan betulan untuk menyerang,” kata Zhdanov.
Baca Juga: Bahas Konflik Rusia-Ukraina, Fadli Zon Kunjungi Kiev
Institut Studi Perang, sebuah lembaga wadah pemikir asal Amerika Serikat (AS), menduga bahwa latihan militer Belarusia belakangan ini sebatas ditujukan untuk mengancam Ukraina.
“Aleksandr Lukashenko kemungkinan tidak bisa menanggung konsekuensi di dalam negeri jika melibatkan aset militernya yang terbatas dalam perang luar negeri yang harus ditebus mahal,” demikian tulis institut tersebut.
Sementara itu, dari pihak Ukraina, direktorat intelijen Kementerian Pertahanan meyakini Belarusia belum siap meluncurkan serangan langsung ke wilayah tetangga. Pasalnya, saat ini, baru ada tujuh batalion yang diposkan di dekat perbatasan Belarusia-Ukraina.
Wakil Kepala Staf Umum Ukraina Oleksiy Gromov sendiri menyebut saat ini bukanlah intervensi langsung Belarusia yang dikhawatirkan, melainkan kerja sama militer Minsk-Moskow.
Kerja sama yang dimaksud di antaranya adalah pemindahan wewenang pangkalan udara Zybrauka dari Belarusia ke pasukan Rusia. Juga, pengiriman perlengkapan militer Minsk ke separatis pro-Rusia.
Di lain sisi, wacana keterlibatan langsung perang Rusia-Ukraina disebut kurang populer di masyarakat Belarusia. Melalui jajak pendapat, lembaga wadah pemikir Chatham House menyebut hanya ada 3-6 persen warga negara itu yang mendukung intervensi langsung ke Ukraina.
Selain itu, dalam jajak pendapat oleh Belarusian Change Tracker, lebih dari 50 persen responden mengaku takut akan peluang terseretnya Belarusia ke dalam perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Detik-detik Ukraina Tembak Jatuh Rudal Rusia di Udara, Perang Dua Negara Masih Panas
Sumber : Kyiv Independent
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.