LONDON, KOMPAS.TV - Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrei Kelin meledek usaha Inggris untuk membebaskan prajuritnya yang ditahan di Ukraina.
Kelin mengungkapkan, pejabat Inggris hanya melakukan sedikit usaha dan tak serius untuk membebaskan dua prajurit Inggris yang ditahan dan akan dihukum mati di Ukraina timur.
Dua prajurit Inggris, Aiden Aslin dan Shaun Pinner, ditangkap oleh pasukan Rusia di Mariupol dan dihukum mati oleh pengadilan pemberontak pro-Rusia Republik Rakyat Donetsk (DPR) bulan lalu.
Keduanya dijatuhi hukuman mati dengan dakwaan aktivitas tentara bayaran dan melakukan usaha perampasan kekuasaan secara paksa.
Baca Juga: Ukraina Disebut Bisa Berikan Pukulan Telak ke Rusia, asal Tempat Ini Jadi Target Serangan
Karena didakwa sebagai tentara bayaran, keduanya tak diperlakukan sebagai tahanan perang sesuai konvensi Jenewa.
Namun, London dan Ukraina mengungkapkan, kedua prajurit itu terdaftar di militer Ukraina sebagai tentara yang sah.
“Kami telah menerima permintaan di sini, di London dan di Moskow, mengenai kedua orang itu, bahwa mereka ada. Dan ada kalimat (yang menyebut) seperti 'kami akan menempatkan Rusia sebagai yang bertanggung jawab atas mereka',” ujar Kelin dikutip dari The Moscow Times.
“Tak ada permintaan untuk mediasi, tak ada permintaan kepada mereka untuk pembebasan mereka dan yang lainnya. Tidak ada (pembicaraan) seperti ‘Ayo kita bicarakan mengenai nasib mereka pada situasi ini’. Tidak ada,” tambahnya.
Kelin juga menambahkan, London tak meminta Moskow untuk menekan pemimpin pemberontak pro-Rusia untuk membebaskan Aslin dan Pinner.
Sedangkan pemimpin pemberontak pro-Rusia di Donetsk, Denish Pushilin sempat menuduh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tak memedulikan nasib Aslin dan Pinner.
Ia juga menegaskan, Inggris sama sekali tidak menghubungi otoritas mereka.
Baca Juga: Melawan Putin dengan Mengutuk Invasi ke Ukraina, Politikus Rusia Dipenjara 7 Tahun
Terkait tuduhan Kelin, Kementerian Luar Negeri Inggris belum merespons untuk berkomentar.
Ribuan warga asing secara sukarela ikut membantu perjuangan rakyat Ukraina untuk menghadapi Rusia, sejak penyerangan pada 24 Februari.
Aslin, 28 tahun, dan Pinner, 48 tahun, dilaporkan telah tinggal di Ukraina sejak sebelum invasi Rusia.
Mereka dilaporkan sudah bergabung dengan marinir Ukraina sejak sebelum penyerangan tersebut.
Sumber : The Moscow Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.