KOPENHAGEN, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyerukan tindakan "mendesak" untuk mencegah penyebaran cacar monyet di Eropa, Jumat (1/7/2022).
Seruan itu dilontarkan berdasarkan kasus cacar monyet di Eropa yang tercatat meningkat tiga kali lipat selama dua minggu terakhir.
"Hari ini, saya mengintensifkan seruan saya kepada pemerintah dan masyarakat sipil untuk meningkatkan upaya dalam beberapa minggu dan bulan mendatang untuk mencegah cacar monyet berkembang di wilayah geografis yang berkembang," ujar direktur regional WHO untuk Eropa, Dr Hans Henri Kluge, dilansir dari Straits Times.
"Tindakan mendesak dan terkoordinasi sangat penting jika kita ingin mengubah arah dalam perlombaan untuk membalikkan penyebaran penyakit yang sedang berlangsung ini," tambahnya.
Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat (AS) memesan 2,5 juta dosis vaksin Bavarian Nordic untuk digunakan melawan wabah cacar monyet, kata Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mengatakan.
Vaksin itu telah mendapat izin untuk mengatasi cacar dan cacar monyet di AS, yang di negara itu disebut Jynneos.
Baca Juga: Amerika Serikat Umumkan Langkah Lebih Lanjut untuk Melawan Wabah Cacar Monyet
Pemerintah AS meningkatkan upayanya memerangi cacar monyet dengan mengirimkan ratusan ribu dosis vaksin ke negara bagian dalam beberapa bulan mendatang, memperluas akses bagi mereka yang paling berisiko dan meningkatkan pasokan ke daerah-daerah dengan jumlah kasus tinggi.
Secara global, ada lebih dari 3.400 kasus cacar monyet dan satu kematian sejak wabah dimulai pada bulan Mei, menurut penghitungan WHO.
Bavarian Nordic mengatakan, total persediaan vaksin AS akan mencapai sekitar 4,4 juta dosis bila digabungkan dengan pesanan tahun 2020 sebanyak 1,4 juta dosis.
"Pesanan vaksin Jynneos tambahan ini akan membantu kami mengeluarkan lebih banyak vaksin dengan cepat, mengetahui bahwa kami memiliki lebih banyak dosis dalam beberapa bulan mendatang," kata Sekretaris HHS Xavier Becerra.
Pengiriman di bawah kontrak terbaru akan dimulai pada kuartal keempat 2022 dan berlanjut hingga awal 2023, kata perusahaan itu.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.