SARAJEVO, KOMPAS.TV - Pemimpin Serb Bosnia, Milorad Dodik, mengungkapkan kekagumannya pada sosok mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang kini tengah menginvasi Ukraina. Bagi Dodik, dua tokoh itu penting bagi etnis Serb Bosnia yang ingin memisahkan diri dari Bosnia-Herzegovina.
Milorad Dodik merupakan pemimpin komunitas Serb Bosnia dalam presidensi Bosnia-Herzegovina. Sebagai konteks, negara ini dipimpin oleh lembaga presidensi tripartit dengan perwakilan komunitas Bosnia, Serb Bosnia, dan Bosnia-Kroasia.
Sistem itu merupakan hasil Perjanjian Dayton yang dijembatani Amerika Serikat (AS) pada 1995. Perjanjian itu mengakhiri perang Bosnia yang menelan korban lebih dari 100.000 jiwa pada 1992-1995.
Ketika menghadiri acara peringatan berpisahnya Bosnia-Herzegovina dari Yugoslavia di Sarajevo, Minggu (26/6/2022), Dodik mengaku berharap Trump berkuasa kembali di AS.
Baca Juga: Rusia Ancam Bosnia-Herzegovina yang Ingin Gabung NATO: akan Mengalami Nasib seperti Ukraina
Ketika Trump berkuasa, Washington jarang bertindak atas upaya-upaya kelompok Serb Bosnia pimpinan Dodik untuk mendestabilisasi Bosnia-Herzegovina. Namun, setelah Trump digantikan Joe Biden, Gedung Putih mulai bersikap galak kepada gerakannya.
Dodik menambahkan, komunitas Serb Bosnia mestinya menunggu “situasi global yang tepat” untuk menuntaskan misi memisahkan diri dari Bosnia-Herzegovina. Negara ini disebutnya “tidak berkesinambungan.”
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Serb sedang menunggu waktu. Kita harus sabar, mengerti waktu. Eropa pasti sedang bingung dengan masalah-masalah internalnya sendiri. Saya berdoa kepada Tuhan bahwa Donald Trump akan kembali berkuasa di Amerika lagi,” kata Dodik dikutip Associated Press.
Milorad Dodik sendiri merupakan seorang pemimpin gerakan pro-separatisme Serb Bosnia. Ia mengaku yakin bahwa etnis Serb di Bosnia sebentar lagi akan menentukan nasib sendiri.
Pernyataan Dodik terkait dengan perang Rusia-Ukraina yang dikhawatirkan memicu efek tumpahan ke kawasan Balkan yang stabilitasnya rentan. Rusia sendiri memiliki pengaruh kuat terhadap etnis Serb di Balkan sebagai sesama bangsa Slavia.
Di lain pihak, Dodik menyanjung Putin yang diklaimnya pernah berjanji “tidak akan meninggalkan” Serb Bosnia. Dodik sendiri bertemu Putin di Rusia pada awal bulan ini, mengaku bangga bisa bertemu eks mata-mata KGB tersebut.
“Dia mengatakan hanya satu hal kepada saya, dan itu adalah, ‘Kami tidak meninggalkan kawan-kawan kami.’ Bangsa Rusia lah yang tidak pernah melukai kita (Serb Bosnia),” pungkas Dodik.
Baca Juga: Pertemuan Jokowi dengan Putin dan Zelensky Diyakini Bakal Minim Titik Temu, tapi Penting bagi Dunia
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.