BRUSSELS, KOMPAS.TV - NATO melakukan perombakan pertahanan besar yang diyakini sebagai persiapan untuk menghadapi Rusia.
Perombakan pertahanan itu diyakini sebagai yang terbesar sejak Perang Dingin, termasuk pengerahan 40.000 pasukan.
Invasi Rusia ke Ukraina disebut telah memancing sebuah pemikiran fundamental terkait usaha NATO untuk menghadapi kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang anggota sekutu itu.
Rencana pertahanan lama yang tak mendapat daya tarik sebelum Rusia menyerang Ukraina, mulai dipertanyakan.
Baca Juga: Akui Ada Permintan AS, Rusia Bahas Nasib Prajurit Amerika yang Ditangkap di Ukraina
Perombakan tersebut akan menjadi kenyataan saat para pemimpin bertemu di pertemuan puncak penting di Spanyol, 28-30 Juni.
“Mentalitas berubah dalam semalam,” ujar pejabat militer NATO dilansir dari Sky News, Kamis (23/6/2022).
“NATO sekarang seperti tersengat listrik. Anda bisa merasakan energinya terus meningkat melewati sistem,” tambahnya.
Seorang diplomat memprediksi, pertemuan di Madrid akan menyampaikan, atau setidaknya setuju dalam kerangka kerja meingirimkan perubahan sikap secara radikal.
Menurut dua sumber militer, salah satu langkah yang kemungkinan akan mendapatkan lampu hijau adalah ekspansi atau menambah 40.000 pasukan respons kuat NATO.
Namun, sumber NATO lainnya menegaskan, berbagai formula saat ini tengah didiskusikan, dan peningkatan final pasukan diperkirakan rendah.
Selain itu, NATO juga menempatkan Rusia sebagai ancaman langsung paling signifikan terhadap keamanan.
Baca Juga: Rusia Permalukan AS, Ganti Nama Jalan Kedubes AS di Moskow dengan Nama Pemberontak di Ukraina
Sekretaris JenderaL NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan, pertemuan dari para kepala negara dan pemerintah NATO di ibu kota Spanyol itu akan menjadi KTT transformasi karena berada di waktu yang sangat penting untuk keamanan.
Bukti kengerian yang dilakukan pasukan Rusia di Bucha dan tempat lain Ukraina, tampaknya telah mengeraskan tekad semua negara anggota NATO untuk setuju mempererat pertahanan mereka dengan cara yang tak terpikirkan, bahkan pada setahun lalu.
Seorang menteri pertahanan NATO diketahui telah mengatakan kepada rekannya di markas aliansi di Brussels pekan lalu, bahwa kekejaman dengan gaya seperti di Bucha tak bisa terjadi di tanah NATO.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.