FRANKFURT, KOMPAS.TV - Presiden Bank Investasi Eropa (EIB) Werner Hoyer memperkirakan Ukraina butuh 1 triliun euro atau sekitar Rp15.700 triliun untuk rekonstruksi pasca-perang.
Dana sebesar itu dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan akibat invasi Rusia.
Hal tersebut disampaikan Hoyer ketika menghadiri jumpa pers di Frankfurt, Jerman, Selasa (21/6/2022).
“Saya menaruh angka triliun di sini karena saya melihat angka-angka di ruang publik yang saya anggap benar-benar tidak realistis ketika saya melihat tingkat kerusakannya,” kata Hoyer dikutip Bloomberg.
Pernyataan presiden lembaga peminjam Uni Eropa tersebut dilontarkan jelang berkumpulnya para pemimpin Uni Eropa di Brussel, Belgia untuk membahas rencana rekonstruksi Ukraina serta akses Kiev ke organisasi antarpemerintahan tersebut.
Baca Juga: Vladimir Putin Tak Masalah jika Ukraina Gabung Uni Eropa, Hormati Kedaulatan Negara Lain
Pada Mei lalu, Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, mengajukan paket bantuan senilai sekitar 5 miliar euro per bulan untuk menalangi sebagian kebutuhan finansial Ukraina.
EIB, sebagai badan peminjaman Uni Eropa, dapat memainkan peran krusial menyalurkan dana Uni Eropa ke Ukraina.
Hoyer pun mengaku pihaknya hendak mengupayakan kembali komitmen EIB senilai 1 miliar hingga 1,5 miliar untuk membantu upaya pembangunan ulang Ukraina.
Di lain pihak, Kiev berulangkali menegaskan, Rusia harus membayar kerugian perang di Ukraina.
Pada Mei lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan, Moskow harus bertanggung jawab secara finansial.
Zelenskyy mengaku Ukraina tengah mendesak sekutu-sekutunya untuk menyita dana dan properti Rusia untuk menghasilkan dana perbaikan Ukraina.
“Itu baru adil. Dan Rusia akan merasa beban sebenaranya dari tiap rudal, bom, dan artileri yang mereka tembakkan ke kami,” kata Zelenskyy dikutip Associated Press.
Baca Juga: Jokowi Akan Kunjungi Ukraina dan Rusia, Temui Zelensky dan Putin
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.