TORONTO, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah membahas langkah menyumbat pendapatan ekspor energi Rusia dengan Kanada dan para sekutunya. Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan AS Janet Yellen di Toronto, Kanada, Senin (20/6/2022).
Menurut Yellen, salah satu langkah yang akan ditempuh adalah penetapan batas harga (price cap) terhadap minyak asal Rusia.
“Kami bicara tentang batas harga atau suatu pengecualian harga yang akan memperkuat dan meningkatkan (sanksi) pembatasan energi (Rusia) oleh Eropa, AS, Inggris Raya, dan lain-lain,” kata Yellen dikutip Reuters via TASS.
“Itu akan membuat anjlok harga minyak Rusia dan menekan pendapatan (Vladimir) Putin. Pada saat bersamaan, membuka jalan bagi suplai minyak yang lebih banyak ke pasar global,” imbuh Yellen.
Baca Juga: Amerika Serikat Cari Cara untuk Mencekik dan Batasi Pendapatan Minyak Rusia yang Melonjak
Yellen mengklaim kebijakan itu tidak akan berdampak parah ke negara berkembang dan negara berpendapatan rendah.
“Kami pikir suatu pengecualian harga juga menjadi cara penting untuk mencegah efek luapan (spillover effect) ke negara berkembang dan negara berpendapatan rendah yang kini kesulitan karena tingginya harga pangan dan energi,” kata Yellen.
Rencana kebijakan yang disinggung Yellen akan memperberat sanksi ekonomi terhadap Rusia di sektor energi. Barat ramai-ramai menyanksi Moskow usai invasi ke Ukraina diluncurkan pada 24 Februari silam.
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menyampaikan bahwa pihaknya hendak mengembalikan produksi minyak Rusia sebanyak mungkin per akhir Juni. Produksi minyak Rusia disebut sempat merosot di tengah sanksi Barat.
Akibat sanksi, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menyebut produksi minyak Rusia bisa berkurang hingga 17% pada 2022.
Baca Juga: Pidato Vladimir Putin: Era Dunia Kutub Tunggal Sudah Berakhir, Sanksi Barat adalah Bumerang
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.