LAHORE, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Pakistan yang baru dua bulan menjabat, Shahbaz Sharif dihadirkan sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi di pengadilan Lahore, Senin (20/6/2022).
Kehadiran Sharif dikonfirmasi oleh pengacaranya, Amjad Pervez.
Sebagaimana diwartakan Associated Press, Pervez menyampaikan, pengadilan hari ini adalah kali terakhir Sharif dihadirkan secara langsung.
Pasalnya, suksesor Imran Khan itu telah diberi pengecualian agar tak perlu datang langsung ke persidangan.
Argumen Pervez, kehadiran Sharif di pengadilan secara rutin akan mengganggu kerjanya sebagai perdana menteri.
Pengacara itu mengaku akan terus mewakili kliennya di pengadilan hingga sidang putusan.
Baca Juga: Imran Khan Lengser, Pakistan Tunjuk Shahbaz Sharif, Tersangka Kasus Pencucian Uang sebagai PM Baru
Kasus yang menjerat Sharif pertama diperkarakan pada 2018 lalu, yakni terkait dugaan penggelapan uang dalam skema pengadaan perumahan senilai jutaan dolar AS di Lahore.
Pervez bersikeras bahwa Sharif tak bersalah dan kasus yang menjeratnya “bermotif politis”.
Pengacara ini mengklaim Sharif dijerat oleh pendahulunya, Imran Khan yang dilengserkan parlemen pada April lalu.
Pervez mengaku, ia dan kliennya berharap bisa mendapatkan pembebasan penuh.
Shahbaz Sharif dituduh menyelewengkan kekuasaan dan melakukan korupsi saat menjadi menteri utama provinsi Punjab pada 2013-2018.
Ia dituding menyelewengkan kontrak pembangunan perumahan bagi warga miskin kepada kroni-kroninya di partai Liga Muslim Pakistan.
Shahbaz Sharif sejak lama telah membantah tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
Liga Muslim Pakistan merupakan partai yang dikuasai keluarga Sharif.
Partai itu sejak lama diliputi berbagai dugaan korupsi.
Shahbaz Sharif dipilih parlemen menggantikan Imran Khan sebagai perdana menteri pada 11 April lalu.
Khan, mantan bintang kriket yang terjun ke politik, menuduh pemakzulannya adalah konspirasi Amerika Serikat (AS).
Tuduhan Khan itu sama-sama dibantah oleh pihak Shahbaz Sharif dan Washington.
Baca Juga: Diimbau Kurangi Minum Teh demi Hindari Krisis Ekonomi, Warga Pakistan Ejek Pemerintah
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.