ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Pemerintah Pakistan diejek selepas mengimbau warganya berhenti minum teh demi membantu negara memulihkan krisis ekonomi.
Negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta jiwa itu telah mengimpor teh senilai lebih dari 640 juta dollar AS pada 2020, terbesar di dunia berdasar data Observatory of Economic Complexity.
Ahsan Iqbal, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Pakistan, mengimbau masyarakat mengurangi minum teh.
"Kurangi konsumsi teh satu hingga dua cangkir karena kami (negara) mengimpor teh dengan utang," ungkap Iqbal, seperti diberitakan NBC.
Peryataan Iqbal disambut warga dengan meme, ejekan, dan kritik keras.
"Masalahnya adalah elit Pakistan akan mengenakan pajak yang besar pada massa dan merebut secangkir teh kami, tetapi mereka tidak akan pernah meninggalkan kehidupan mewah mereka," ujar Hameed Khan, jurnalis asal Peshawar.
Baca Juga: Pembantaian Etnis di Ethiopia Tewaskan Lebih dari 200 Warga Sipil
Pakistan baru-baru ini menghadapi inflasi dan penurunan nilai mata uang yang tajam. Harga makanan, gas, dan minyak melonjak, sementara gelombang panas yang bulan lalu suhunya menyentuh 51 derajat celcius telah menambah tantangan bagi pemerintah.
Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail pekan lalu mengumumkan kenaikan pajak untuk orang kaya dalam rangka memerangi penggelapan pajak sekaligus memprivatisasi aset pemerintah, berlaku mulai 1 Juli 2022. Pejabat juga dilarang membeli mobil baru untuk penggunaan pribadi demi mengurangi konsumsi bahan bakar.
Manuver itu dirancang agar Pakistan mendapat bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) senilai 6 miliar dollar AS, program yang telah berhenti sejak kondisi keuangan negara itu dipertanyakan. Pejabat IMF dan pejabat Pakistan dilaporkan bakal bertemu bulan ini.
Baca Juga: Tentara Israel Tembak Mati Warga Palestina yang Nekat Lintasi Tembok Perbatasan
Sumber : NBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.