WASHINGTON, KOMPAS.TV - Tiga warga Amerika Serikat (AS) dilaporkan hilang saat memasuki Ukraina untuk bergabung dengan militer negara itu.
Dari ketiga orang tersebut, dua di antaranya diyakini saat ini telah dijadikan tahanan oleh Rusia.
Sedangkan satu orang yang hilang masih belum diketahui keberadaannya.
AS pun meminta agar Rusia memperlakukan para tawanan perang tersebut secara manusiawi.
Baca Juga: Pembelaan Menlu Rusia: Tak Ada Cara Lain Beritahu Barat bahwa Ukraina Gabung NATO adalah Kejahatan
Gedung Putih pada Kamis (16/6/2022), saat ini tengah bekerja keras mengenai laporan yang terverifikasi mengenai penangkapan.
Sebelumnya, pada Rabu (15/6/2022), kelompok mantan tentara AS dan Prancis mencuitkan ada dua pejuang AS yang berjuang bersama mereka ditangkap sepekan lalu.
Dikutip dari BBC, warga AS yang tertangkap adalah Andy Tai Ngoc Huynh, 27 tahun dan Alexander Drueke, 39 tahun, yang bepergian dari Alabama untuk unit sukarelawan Ukraina.
Sedangkan satu orang yang dilaporkan hilang menurut CNN adalah veteran marinir, Grady Kurpasi.
Tunangan Huynh, Joy Black mengungkapkan kepada WAAY-TV bahwa ia mendapat pesan dari seorang tentara bahwa kedua warga AS itu berada di area yang mengalami serangan berat, sebelum akhirnya hilang dari titik pertemuan mereka.
“Saya berjuang keras untuk tetap kuat untuknya agar kata-kata ini keluar dan ia bisa kembali pulang,” ujarnya dilansir dari The Guardian.
“Saya tak akan berbohong dan mengatakan ini tidaklah berat,” kata Black.
Baca Juga: Semua Bayi Baru Lahir di Kherson Dapat Kewarganegaraan Rusia, Ukraina Murka
Sementara itu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, meminta Rusia memperlakukan tawanan AS tersebut secara manusiawi, seperti diamanatkan secara kolektif sebagai konvensi Jenewa.
“Rusia memiliki kewajiban tertentu dan anggota angkatan bersenjata Ukraina, termasuk sukarelawan yang mungkin merupakan warga negara dari negara ketiga yang tergabung dalam angkatan bersenjata, harus diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah konvensi Jenewa,” ujar Price.
“Mereka harus diberikan perlakuan dan perlindungan yang sepadan dengan status itu, termasuk perlakuan yang manusiawi dan proses fundamental serta jaminan pengadilan yang asil,” ujarnya.
Sebelumnya, dua warga Inggris yang telah ditangkap Rusia di Mariupol menghadapi hukuman mati yang dikeluarkan oleh pengadilan pro-Rusia.
Sumber : BBC/The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.