LONDON, KOMPAS.TV — Biaya rata-rata untuk mengisi mobil keluarga biasa untuk pertama kalinya di Inggris melampaui 100 poundsterling atau setara Rp1,8 juta. Kenaikan harga bensin ini dikarenakan krisis energi yang disulut sanksi ekonomi terhadap Rusia karena serangannya ke Ukraina.
Associated Press, Kamis (9/6/2022), melaporkan angka dari perusahaan data Experian Catalist menunjukkan harga rata-rata satu liter bensin di pompa bensin Inggris mencapai rekor 182,3 pence atau 1,82 poundsterling pada hari Rabu (8/6/2022).
Harga tersebut membuat biaya rata-rata untuk mengisi tangki bensin mobil keluarga ukuran 55 liter menjadi 100,27 pound.
Asosiasi Otomotif Inggris AA mengatakan kenaikan harga menjadi "pukulan besar" bagi pengemudi dan mendesak pemerintah untuk campur tangan.
“Cukup sudah. Pemerintah harus bertindak segera untuk mengurangi rekor harga bahan bakar yang melumpuhkan kehidupan mereka yang berpenghasilan rendah, daerah pedesaan dan dunia usaha," kata presiden AA Edmund King.
“Tangki bensin terisi penuh seharga 100 poundsterling sungguh tidak berkelanjutan dengan krisis biaya hidup secara umum, sehingga masalah mendasar ini perlu ditangani segera,” kata King.
Serangan Rusia ke Ukraina menyebabkan kekhawatiran tentang pasokan minyak dan gas dan memperburuk harga energi yang makin membumbung tinggi, dampaknya langsung menghantam pelanggan yang mengisi tangki mobil mereka di pompa bensin.
Harga bensin yang tinggi memukul orang-orang di seluruh Eropa dan di Amerika Serikat, mendorong pemerintah untuk mengeluarkan langkah-langkah untuk mencoba mengurangi rasa sakit akibat dari dampak sanksi ekonomi yang mereka terapkan sendiri terhadap Rusia.
Baca Juga: Harga BBM Melonjak di Amerika Serikat, Biden Izinkan Penjualan Bensin Berkadar Etanol Lebih Tinggi
Pemerintah Inggris bulan Maret mengumumkan pemotongan pajak bahan bakar sebesar 5 pence per liter untuk membantu pengemudi setelah rekor lonjakan harga bensin di level pelanggan.
Banyak pengendara berpendapat pemotongan pajak mengurangi biaya pengisian mobil hanya dalam jumlah kecil.
Ada juga kekhawatiran yang berkembang bahwa pengecer bahan bakar tidak meneruskan pemotongan pajak kepada pelanggan.
Pemerintah Inggris di bawah PM Boris Johnson menanggung tekanan berat untuk berbuat lebih banyak membantu warga Inggris berjuang membayar harga BBM, harga bahan pangan dan tagihan energi domestik di tengah krisis biaya hidup yang parah.
Juru bicara Johnson mengatakan, melonjaknya harga bahan bakar "sangat mengkhawatirkan," dan pemerintah ingin memastikan perusahaan-perusahaan meneruskan pemotongan pajak kepada konsumen.
“Penting bagi masyarakat untuk memahami tindakan apa yang diambil oleh masing-masing pengecer bahan bakar, dan karena itu kami mempertimbangkan opsi lebih lanjut apa yang dapat kami ambil di area ini,” katanya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.