TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menegaskan masa-masa Iran tak dihukum karena melakukan serangan lewat kaki tangannya akan berakhir.
Hal itu diungkapkan Bennett, Minggu (29/5/2022), sepekan setelah pembunuhan Kolonel Garda Revolusi Iran, Hassan Sayad Khodai di Teheran.
Khodai tewas ditembak di dalam mobilnya oleh dua orang yang menggunakan sepeda motor.
Baca Juga: Biden Kunjungi Sekolah Tempat 19 Anak SD Tewas Ditembak di Texas, Diteriaki untuk Lakukan Sesuatu
Iran pun menuduh Israel sebagai pelaku pembunuhan salah satu pemimpin penting pasukan tersebut.
Apalagi, sebelumnya Israel kerap menuduh Khodai sebagai otak penyerangan terhadap warganya di seluruh dunia.
Tak lama setelah pembunuhan Khodai, kantor berita Iran, ISNA melaporkan Garda Revolusi Iran telah menangkap anggota jaringan intelijen Iran.
Pihak Israel pun enggan berkomentar terkait pembunuhan tersebut.
Namun, pada pernyataannya Bennett menuduh Iran berulang kali melakukan serangan terhadap kepentingan Israel.
“Selama beberapa dekade, rezim Iran telah memperaktekkan terorisme terhadap Israel dan kawasan melalui proksi atau utusannya, tetapi kepala gurita, Iran sendiri, menikmati kekebalan,” ujar Bennett dikutip dari Al-Arabiya.
Baca Juga: Petinggi Garda Revolusi Iran Ditembak Mati di Teheran, Mata-mata Israel Ditangkap
“Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, era kekebalan rezim Iran telah berakhir,” ujarnya.
Bennett pun menyebut rezim yang membiayai teroris, mempersenjatai dan mengirimnya akan membayar dengan harga penuh.
Iran sendiri telah berjanji akan bertindak atas kematian Khodai, dan Israel jelas akan menjadi sasarannya.
Sumber : Al-Arabiya
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.