ISTANBUL, KOMPAS.TV — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan negaranya masih pada posisi menolak masuknya Finlandia dan Swedia ke NATO dan akan memblokir upaya kedua negara tersebut.
Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pertemuan minggu ini dengan delegasi Finlandia dan Swedia belum “pada tingkat yang diharapkan,” seraya mencatat tidak ada langkah yang diambil untuk mengurangi masalah keamanan Turki.
"Selama Tayyip Erdogan adalah pemimpin Republik Turki, kami tidak bisa mengatakan 'ya' untuk negara-negara yang mendukung teror bergabung dengan NATO," katanya kepada wartawan di pesawatnya setelah kunjungan ke Azerbaijan hari Sabtu, menurut surat kabar harian Hurriyet yang dikutip Associated Press, Minggu (29/5/2022).
Erdogan merujuk pada wawancara di televisi pemerintah Swedia dengan Salih Muslim, seorang anggota pemerintahan Kurdi Suriah di timur laut Suriah, pada malam pertemuan delegasi.
Dia mengutip wawancara tersebut sebagai bukti dukungan Swedia untuk militan Kurdi Suriah yang dilihat Turki sebagai perpanjangan dari kelompok Kurdi terlarang yang memimpin pemberontakan melawan Turki sejak 1984.
“Mereka tidak jujur atau tulus,” kata Erdogan dan bersumpah tidak membiarkan negara-negara yang “menusuk teroris ke dada mereka, memberi makan teroris di pangkuan mereka.”
Dia juga menuduh Jerman, Prancis, dan Belanda melakukan “kesalahan” yang sama dalam mendukung teror.
Baca Juga: Erdogan Ajukan Syarat jika Ingin Turki Dukung Swedia dan Finlandia Gabung NATO, Apa Saja?
Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah atau YPG, adalah komponen utama pasukan pimpinan AS dalam perang melawan ISIS.
Turki memerangi Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, sejak 1984 di Turki dan Irak utara, di mana kelompok tersebut telah meningkatkan operasinya.
Ankara juga memimpin operasi lintas batas ke Suriah untuk mendorong YPG menjauh dari perbatasannya, dengan menuding mereka adalah satu dan sama dengan PKK.
Agar Finlandia dan Swedia bisa masuk NATO, aturan NATO menggariskan semua anggota harus memberi persetujuan.
Turki, yang memimpin tentara terbesar kedua dalam aliansi tersebut, mengatakan tidak akan mengizinkan aksesi mereka (Swedia dan Finlandia) kecuali langkah-langkah diambil, termasuk pencabutan pembatasan penjualan senjata ke Turki.
Erdogan menambahkan dia akan berbicara melalui telepon dengan para pemimpin Rusia dan Ukraina pada hari Senin.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.