SEOUL, KOMPAS.TV - Pemerintah Korea Utara hari Minggu, (29/5/2022) mengatakan situasi pandemi terkendali dan membaik, seperti dilaporkan Associated Press, Minggu, (29/5/2022) mengutip kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA dari pertemuan yang dipimpin Kim Jong-un.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya hari Minggu membahas revisi pembatasan anti-epidemi yang ketat dan mengumumkan pelambatan kenaikan jumlah kasus yang banyak dipertanyakan akurasinya di luar Korea Utara.
Hari Minggu, Korea Utara melaporkan 89.500 tambahan kasus dengan gejala demam, menjadikan kasus yang dilaporkan negara itu menjadi 3,4 juta. Tidak disebutkan apakah ada kematian tambahan, seperti laporan Straits Times hari Minggu.
Jumlah korban meninggal terakhir negara itu adalah 69 yang dilaporkan hari Jumat, (27/5/2022). Jumlah itu adalah 0,002% dari total kasus infeksi, sangat rendah dibanding negara lain bahkan dibanding negara ekonomi maju dalam perang melawan Covid-19.
Secara total Korea Utara melaporkan 3,44 juta infeksi sejak akhir April, dengan 94 persen di antaranya telah pulih.
Diskusi pada pertemuan Politbiro Utara menunjukkan akan segera melonggarkan serangkaian pembatasan kejam yang diberlakukan setelah pengakuan wabah omicron bulan ini karena kekhawatiran tentang situasi pangan dan ekonominya.
Baca Juga: Romantis, Kim Jong-Un Beri Nama Program Vaksinasi Covid-19 Korea Utara Ramuan Cinta Abadi
Kim Jong-un dan anggota Politbiro lainnya “membuat evaluasi positif tentang situasi pandemi yang terkendali dan meningkat di seluruh negeri,” lapor Korean Central News Agency.
Laporan itu muncul setelah China melaporkan kasus baru Covid-19 di kota-kota yang berbatasan dengan Korea Utara.
Kim mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan pasukan untuk mencoba menahan penyebaran apa yang disebut negara sebagai epidemi "berbahaya".
Wabah itu memaksa Korea Utara memberlakukan lockdown nasional, mengisolasi semua unit kerja dan perumahan dari satu sama lain dan melarang pergerakan wilayah ke wilayah.
Korea Utara masih mengizinkan kegiatan pertanian, konstruksi, dan industri utama lainnya. Namun pembatasan yang diperketat memicu kekhawatiran tentang kerawanan pangan dan kerapuhan ekonomi sebelumnya sudah terpukul keras oleh penutupan perbatasan yang disebabkan pandemi.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.