BEIJING, KOMPAS.TV - China menuduh berbagai kekuatan asing berupaya menyabotase hubungan luar negeri Beijing saat Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Michelle Bachelet berkunjunga ke negara itu pada pekan ini.
Beijing secara khusus menyalahkan Inggris Raya dan Amerika Serikat (AS) yang dituduh menyerang mereka dengan isu HAM.
Pada Selasa (24/5/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menuduh dua negara itu merekayasa kritik tentang isu genosida di Provinsi Xinjiang.
Bachelet sendiri mengunjungi China untuk menggelar misi pencarian fakta tentang dugaan penahanan massal, kerja paksa, dan pemaksaan kontrol kelahiran bagi etnis minoritas Uyghur, Kazakh, dan minoritas muslim lain.
Baca Juga: China Tegaskan Jamin Kebebasan Ibadah Ramadan Etnis Uighur di Xinjiang
Beijing bersikeras bahwa selama ini tidak ada pelanggaran HAM di Xinjiang. Namun, ketika PBB meminta akses untuk mengunjungi provinsi tersebut, China selalu menahannya hingga sekarang.
“AS, Inggris Raya, dan negara-negara Barat lain berulang kali membuat sandiwara politik seputar kunjungan komisaris hak asasi manusia PBB ke China,” kata Wang dikutip Associated Press.
“Mereka awalnya secara terbuka menekan dan menuntut sang komisaris tinggi mengunjungi China dan Xinjiang, kemudian menggelar apa yang mereka sebut investigasi dengan praduga bersalah,” lanjutnya.
Wang menuduh AS, Inggris Raya, dan negara-negara Barat lain berupaya “menyabotase” dan “menghalang-halangi” kunjungan tersebut.
Bachelet dilaporkan tiba di China pada Senin (23/5) kemarin. Menteri Luar Negeri China Wang Yi menemuinya di Guangzhou.
Kunjungan Bachelet ini adalah kunjungan komisaris HAM PBB pertama sejak 2005.
Bachelet rencananya akan berada di China selama enam hari. Walaupun bertugas menyelidiki dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang, berbagai kalangan khawatir kunjungannya hanya akan membantu mencuci citra China terkait dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang.
China diduga menahan satu juta lebih warga minoritas muslim di Xinjiang, dituduh berupaya melenyapkan identitas kultural mereka.
Beijing berulangkali membantah tuduhan tersebut dan menyebut apa yang terjadi di Xinjiang adalah kampanye kontra-terorisme dan demi kepaduan etnis.
Bachelet dilaporkan akan mengunjungi Kashgar dan Urumqi, Xinjiang dari Guangzhou. Namun, agendanya tidak bisa diikuti secara langsung karena China dan PBB melarang pers internasional untuk mengikuti kunjungan Bachelet.
PBB sebatas menyatakan bahwa Bachelet akan mendiskusikan “isu-isu penting dan sensitif” dengan otoritas China.
Dalam pernyataan PBB, Bachelet juga disebut menyerukan berbagai pihak untuk menghentikan “politisasi” isu HAM.
Baca Juga: China Tuduh Amerika Serikat Memecah Belah Negara-Negara di Kawasan lewat Pembentukan IPEF
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.