MOSKOW, KOMPAS.TV - Mantan Duta Besar Jerman untuk Rusia, Rudiger von Fritsch mengungkapkan tujuan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang menyerang Ukraina.
Von Fritsch mengatakan bahwa Putin berusaha membuat Eropa tak stabil dengan kelaparan dan krisis pengungsian.
Ia mengungkapkan bahwa Putin ingin membuat kelaparan di Timur Tengah dan Afrika, setelah mereka menghancurkan suplai gandum dari Ukraina sebagai pengekspor ke kedua wilayah itu.
Hal itu kemudian akan menyebabkan pengungsi ke Eropa membludak, dan akan membuat wilayah tersebut menjadi tak stabil.
Baca Juga: Putin Dipermalukan Tentara Rusia, Tembakkan Rudal Rp72 Miliar tapi Hanya Hancurkan Toilet Umum
“Perhitungan Putin adalah setelah suplai gandum ambruk, masyarakat yang kelaparan dari wilayah itu akan datang ke Eropa, seperti sebelumnya jutaan warga Suriah lari karena kengerian perang,” tutur Von Fritsch dikutip dari Bussines Insider.
Von Fritsch menegaskan dengan begitu, negara Eropa akan kembali memikirkan sanksi terhadap Rusia.
“Ia ingin membuat Eropa menjadi tak stabil dengan gelombang pengungsi sehingga negara Barat akan melepaskan sikap keras mereka terhadap Rusia,” tambahnya
Pernyataannya muncul setelah ahli keamanan makanan memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah memperburuk krisis pasokan pangan global.
Seorang ahli bersaksi di Dewan Keamanan PBB bahwa dunia hanya memiliki persediaan gandum untuk 10 pekan yang tersisa di gudang.
Ukraina memang selama ini dikenal sebagai keranjang roti dunia, sebagai salah satu penghasil ekspor gandum terbesar di dunia.
Baca Juga: Joe Biden Dilarang Masuk Rusia Selamanya, tapi Donald Trump Malah Boleh
Jika digabungkan dengan Rusia, ekspor gandum Ukraina hampir sepertiga di dunia.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken sebelumnya juga menuduh Rusia menggunakan makanan msebagai senjata.
Ia juga menegaskan Rusia telah menyandera “makanan” untuk jutaan oprang di dunia.
“Pemerintah Rusia sepertinya berpikir menggunakan makanan sebagai senjata akan membantu apa yang tak didapat dari invasi ini. Merusak semangat rakyat Ukraina,” katanya.
Sumber : Bussines Insider
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.