WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pejabat Intelijen Amerika Serikat (AS) mengaku pesimistis Presiden Rusia, Vladimir Putin akan segera menghentikan serangan ke Ukraina.
Bahkan meski ada perubahan perubadan drastis dari opini rakyat Rusia.
Mereka juga tak yakin perang ini meski memberikan kerugian besar bagi militer Rusia akan membuat Putin dilengserkan, setidaknya dalam waktu dekat.
Hal itu diungkapkan oleh sejumlah sumber yang dekat dengan laporan intelijen terbaru.
Baca Juga: Zelensky Ungkap Putin Telah Diperintahkan PBB Pindahkan "Segunung" Jasad Tentara Rusia di Ukraina
Penilaian itu mencerminkan sejauh mana para pejabat percaya Putin telah memperkuat kendalinya atas Rusia selama lebih dari dua decade berkuasa.
Meski pejabat intelijen percaya Putin sangat sensitif terhadap perubahan kecil dalam opini publik, kemampuannya menindak protes dan mengendalikan medias masih akan melindunginya dari pemberontakan.
Sehingga itu membuatnya bebas untuk menuntut perang dengan caranya sendiri.
Berdasarkan tiga sumber CNN yang dekat dengan intelijen AS dan Barat, Putin terlibat secara dekat pada manajemen konflik setiap harinya.
Mereka juga menegaskan Putin secara langsung berpartisipasi dalam penentuan keputusan, yang kebanyakan militer Barat akan serahkan kepada perwira berpangkat rendah.
Putin juga sering disebut membuat keputusan tentang hal-hal kecil seperti lokasi serangan dan tujuan operasional harian.
“Ia jelas yang menentukan semua keputusan. Ia tampaknya tak terlalu bergantung pada para ahli di dalam pemerintahan atau kabinet,” tutur seorang pejabat senior NATO.
“Jadi sangat sulit untuk berpikir bahwa opini publik yang popular akan menghentikannya,” tambah sang pejabat.
Baca Juga: Diminta Berikan Wilayah ke Rusia, Ukraina Yakin Moskow Tak Akan Berhenti
Sementara itu sumber dari intelijen AS mengungkapkan Putin tak akan dilengserkan, meski mulai ada isu kudeta dari elit Rusia, karena sanksi yang mereka terima karena serangan Rusia ke Ukraina.
“Menurut pandangan saya, kami melihat ia masih jauh dari bahaya atau kemungkinan dilengserkan,” tuturnya.
Menurut sumber intelijen AS, Saat ini opini publik di Rusia terkait penyerangan tetap tinggi, meski di beberapa front tentara Rusia mengalami kekalahan.
Pejabat intelijen AS mencatat bahwa sebagian besar orang Rusia tak sepenuhnya memahami realitas perang, berkat lingkungan media yang sangat represif di Rusia.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.