KIEV, KOMPAS.TV - Menlu Ukraina mengeluhkan "perlakuan kelas dua" terhadap Kiev oleh beberapa negara Uni Eropa, setelah Jerman mengatakan upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa tidak dapat dipercepat begitu saja, Kamis (19/5/2022).
"Ambiguitas strategis tentang perspektif Eropa Ukraina yang dipraktikkan oleh beberapa ibu kota Uni Eropa dalam beberapa tahun terakhir telah gagal dan harus diakhiri," kata Dmytro Kuleba di Twitter, seperti laporan Straits Times.
Ini akan bikin Presiden Rusia Vladimir Putin "makin berani", tambahnya. Kuleba mengecam "perlakuan kelas dua" terhadap Ukraina yang dia katakan "melukai perasaan orang Ukraina".
Upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa tidak dapat dipercepat meskipun negara itu diinvasi oleh Rusia, tegas Kanselir Jerman Olaf Scholz, Kamis (19/5/2022).
"Tidak ada jalan pintas dalam perjalanan ke Uni Eropa," kata Scholz.
Scholz menambahkan, pengecualian untuk Ukraina tidak adil bagi negara-negara Balkan Barat yang juga mencari keanggotaan Uni Eropa. “Proses aksesi (keanggotaan) bukan hitungan bulan atau tahun,” katanya.
Baca Juga: Kanselir Jerman Olaf Scholz Tegaskan, Barat Tidak akan Mau Rusia Mendikte Perdamaian ke Ukraina
Ukraina sebelumnya mendesak agar status kandidat anggota Uni Eropa dipercepat setelah invasi Rusia yang menghancurkan negara itu.
Emmanuel Macron dari Prancis juga mengatakan, Ukraina akan membutuhkan "dekade" agar bisa bergabung dengan Uni Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeluh dan menganggap itu "tidak adil".
"Ini seperti meja di mana semua keluarga berkumpul, Anda diundang tetapi Anda tidak diberi kursi," katanya kepada mahasiswa Prancis setelah komentar Macron.
Zelensky mengatakan dia berharap Ukraina, yang menyulut revolusi pro-Uni Eropa tahun 2014 yang menggulingkan pemerintah yang didukung Moskow, akan diberikan status kandidat pada bulan Juni.
Kiev mengkritik pemerintahan Scholz beberapa kali sejak Putin meluncurkan tank Rusia ke Ukraina, dimana Berlin awalnya membatasi pengiriman hanya untuk senjata pertahanan.
Tetapi Ukraina memuji Jerman pekan lalu karena mengatasi "penghalang psikologis" dan mengirimkan senjata berat untuk melawan serangan Moskow.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.