BERLIN, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menegaskan bahwa aktivitas NATO akan selalu bersifat defensif kendati aliansi itu terus berekspansi. Hal tersebut disampaikan Baerbock jelang rapat informal antara para menlu NATO di Berlin, Minggu (15/5/2022).
Ekspansi NATO sendiri merupakan suatu hal yang getol dikritik Rusia sejak dulu. Sebelum menginvasi Ukraina pada Februari lalu, Presiden Vladimir Putin menyorot ekspansi NATO ke Eropa Timur yang dianggap mengancam eksistensi Rusia.
Pernyataan Baerbock di Berlin seolah menyatakan bahwa Putin atau pihak lain tak perlu khawatir NATO akan bersikap ofensif kendati cakupan aliansi terus diperluas.
Baca Juga: Rusia Mundur, Pasukan Ukraina Rebut Kembali Wilayah Kharkiv
Meskipun demikian, Baerbock juga menyorot dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap sitausi keamanan Eropa. Menurutnya, setelah invasi, NATO akan memiliki “makna berbeda.”
“NATO adalah aliansi pertahanan dan akan selalu seperti itu,” kata Baerbock dikutip TASS.
“Dunia setelah 24 Februari (awal invasi Rusia ke Ukraina) telah berubah, sejak itu NATO pun memuat makna berbeda,” lanjutnya.
NATO sendiri telah berekspansi delapan kali sejak didirikan pada 1949. Dari tadinya punya 12 anggota awal, aliansi tersebut kini diperkuat 30 negara.
Terkini, Swedia dan Finlandia berencana mengajukan aplikasi untuk menjadi anggota NATO. Dua negara itu menghendaki perlindungan NATO menyusul agresi militer Rusia ke Ukraina.
NATO telah menyatakan akan menyambut dua negara itu dengan tangan terbuka. Baerbock mengklaim NATO punya kebijakan “pintu terbuka” yang bisa dimasuki siapa saja.
“Kami, mitra-mitra NATO, telah memperjelas bahwa pintu kami selalu terbuka bagi siapa pun yang butuh bantuan di bidang keamanan,” pungkas Baerbock.
Baca Juga: Kronik Ekspansi NATO sejak 1949, Benarkah Ketakutan Putin Beralasan?
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.