ZAPORIZHZHIA, KOMPAS.TV - Kremlin membantah pasukan Rusia menyerbu pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan Mariupol di selatan Ukraina, tempat para pejuang Ukraina dan warga sipil terjebak.
Saat ditanya kebenaran klaim seorang pejabat senior Ukraina bahwa pasukan Rusia masuk ke wilayah pabrik itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov merujuk wartawan ke perintah Presiden Vladimir Putin sebelumnya untuk tidak menyerbunya.
Putin di televisi pada 21 April mengatakan kepada menteri pertahanannya untuk menutup kompleks yang luas itu sehingga “seekor lalat pun tidak dapat masuk dan keluar.”
“Anda adalah saksi, presiden memberi perintah untuk menahan diri dari serangan. Tidak ada perintah lain yang diumumkan dan koridor (kemanusiaan) bekerja hari ini,” kata Peskov, Kamis (5/5/2022).
Peskov mengatakan memang ada beberapa contoh pemburukan situasi di lokasi ketika militan Ukraina mengambil posisi menembak, namun, "Upaya ini ditekan dengan sangat cepat.”
Baca Juga: PBB Umumkan Lebih dari 300 Warga Sipil Berhasil Dievakuasi dari Mariupol
Militer Ukraina, pada Selasa (3/5/2022) lalu mengatakan, bahwa pasukan Rusia telah melancarkan serangan ke pabrik baja Azovstal yang terkepung setelah sekitar 100 warga sipil dievakuasi dari terowongan di bawah pabrik baja.
Dua hari setelahnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan gencatan senjata yang panjang untuk mengevakuasi warga sipil termasuk wanita dan anak-anak dari bunker di bawah pabrik baja Azovstal.
Militer Rusia mengatakan akan menghentikan aktivitas militer di pabrik baja pada Kamis siang dan dua hari berikutnya untuk mengizinkan warga sipil pergi.
Pelabuhan strategis Mariupol adalah salah satu kota yang paling terpukul di Ukraina, setelah pasukan Rusia mengepung kota itu selama beberapa minggu.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.