KHERSON, KOMPAS.TV - Ruble Rusia akan digunakan sebagai mata uang di Kherson, Ukraina, daerah yang dikuasai Rusia pada Minggu (30/4/2022).
Namun, perubahan tersebut diyakini tak akan berjalan baik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wali Kota Kherson, Ihor Kolykhaiev, yang telah digulingkan oleh otoritas Rusia.
Menurut Kolykhaev perubahan mata uang itu akan sulit dilakukan karena sistem perbankan yang bekerja di wilayah itu ada Ukraina, bukan Rusia.
Baca Juga: Rusia Dituduh Curi 2.000 Karya Seni di Mariupol, Ukraina Siapkan Proses Pidana atas Penjarahan
Selain itu, banyak penduduk mencoba mencari cara untuk menentang pasukan Rusia.
Salah satunya adalah dengan menukar kembali ruble yang mereka terima ke mata uang Ukraina, hryvnia.
Kolykhaiev pun skeptis Ukraina bisa memperkenalkan ruble di Kherson.
“Saya tak bisa mengonfirmasikan bahwa itu telah diperkenalkan? Kapan itu bisa muncul? Kapan Kementerian Keuangan dan sistem perbankan Ukraina akan berhenti bekerja? Semua bisa terjadi saat pendudukan,” tutur Kolykhaiev dikutip dari BBC.
“Saya tak bisa masuk ke dalam kepala orang Rusia untuk mencari tahu apa yang mereka pikirkan. Jika mereka ingin memperkenalkan zona rubel di sini, kita akan jatuh ke 1992, sebelum Ukraina meraih kemerdekaan,” tambahnya.
Penggunaan rubel Rusia sendiri diyakini sebagai cara Moskow untuk menghapus identitas Ukraina dari Kherson.
“Saya pikir banyak orang yang akan pergi dari sini jika ruble diperkenalkan,” kata Olga, yang tidak menggunakan nama aslinya.
Baca Juga: Vitali Klitschko: Serangan Rudal Rusia ke Kiev Cara Putin Tunjukkan “Jari Tengah” kepada PBB
“Saat ini masih ada pertukaran mata uang beroperasi di kota. Jika saya dibayar dengan ruble, saya akan menukarnya ke hryvnia. Saya pikir yang lain juga melakukannya. Ini hanya aksi protes yang kecil,” tambahnya.
Kherson merupakan kota di Ukraina pertama yang berhasil diduduki pasukan Rusia setelah melakukan penyerangan pada 24 Februari.
Pada awal pekan lalu, Rusia memperkenalkan pemerintahan baru di Kherson, setelah Kolykhaiev dilaporkan tak mau bekerja sama dengan pasukan pendudukan.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.